Lifestyle

Faby Marcelia Beberkan Perjuangan Berat Jadi Orang Tua Tunggal, Sering Menangis Diam-diam Demi Anak

Di balik senyum ceria yang kerap terpancar di layar kaca, artis Faby Marcelia ternyata menyimpan kisah perjuangan yang tak mudah. Menjalani peran sebagai orang tua tunggal sekaligus tulang punggung keluarga, ia mengaku kerap menelan pil pahit, terutama saat buah hatinya jatuh sakit.

Faby Marcelia, yang ditemui di Studio Rumpi: No Secret TTV Kapten P Tendean pada Selasa (30/12/2025), menceritakan pengalaman beratnya baru-baru ini. Putrinya, Grandine Benedita Fiorano Narya atau akrab disapa Nona, harus dilarikan ke rumah sakit di Bandung karena menderita tipes. Kondisi ini diperparah dengan Faby yang terikat jadwal pekerjaan di Jakarta dan tidak bisa meninggalkan syuting.

Pantau terus artikel terbaru dan terupdate hanya di mureks.co.id!

Rasa bersalah dan kekhawatiran mendalam menyelimuti hati Faby. Demi bisa menjenguk sang putri, ia rela menempuh perjalanan dini hari dari Jakarta ke Bandung, meskipun waktu yang dimilikinya sangat terbatas.

“Aku berangkat dari sini jam 4 subuh, sampai Bandung jam 6 pagi. Jam 8 aku sudah harus pulang lagi ke Jakarta karena mengejar syuting malam. Jadi benar-benar ketemu cuma dua jam,” ungkap Faby dengan nada lirih, menggambarkan betapa singkatnya waktu yang bisa ia habiskan bersama Nona.

Keinginan untuk bisa mendampingi putrinya secara penuh di rumah sakit sangat besar, namun tuntutan pekerjaan membuatnya harus kembali ke Jakarta. “Sedih sih karena, gak bisa full nemenin Nona. Kepikiran, penginnya kalau bisa badan dibagi dua, satu di sini satu di Bandung,” tambahnya, menunjukkan dilema yang ia hadapi.

Menjalankan peran ganda sebagai ibu sekaligus ayah diakui Faby sangatlah menguras tenaga dan pikiran. Namun, sebagai seorang ibu, ia merasa harus selalu terlihat kuat di hadapan anak-anaknya dan juga orang tuanya.

Untuk menumpahkan kesedihan dan beban batinnya, Faby memilih tempat yang paling sunyi dan pribadi. Ia sering menangis diam-diam agar tidak terlihat rapuh oleh orang-orang tercinta.

“Di depan orang harus kuat, di depan anak-anak harus kuat. Nangisnya di belakang aja, pas lagi nyetir atau lagi mandi, itu baru boleh,” bebernya jujur, memberikan gambaran tentang bagaimana ia mengelola emosinya demi menjaga mental anak-anaknya.

Mureks