Internasional

Ekonom Maybank Soroti Potensi Work From Mall Dongkrak Ekonomi RI, Ingatkan Evaluasi Risiko

Wacana pemerintah terkait program Work From Mall (WFM) dinilai memiliki potensi besar untuk menjadi daya ungkit ekonomi Indonesia, khususnya menjelang akhir tahun. Namun, implementasinya memerlukan sejumlah catatan penting, terutama terkait evaluasi risiko.

Ekonom Maybank Indonesia, Myrdal Gunarto, menyatakan bahwa program WFM merupakan inovasi yang positif karena menawarkan fleksibilitas dalam bekerja. Fleksibilitas ini dianggap sangat relevan, terutama saat periode akhir tahun yang kerap diwarnai libur panjang.

Klik mureks.co.id untuk tahu artikel menarik lainnya!

“Untuk langkah pemerintah ini ya saya rasa ini inovasi yang bagus ya. Apalagi kalau akhir tahun dan ini membuat iklim kerja juga jadi lebih fleksibel,” ujar Myrdal saat dihubungi CNBC Indonesia pada Senin (29/12/2025).

Meski demikian, Myrdal menekankan pentingnya evaluasi berkala terhadap program ini. Evaluasi tersebut harus mencakup berbagai aspek risiko, mulai dari keamanan data, kualitas koneksi internet, hingga keamanan barang pribadi para pekerja.

“Harus evaluasi terkait dengan output yang dihasilkan kalau orang kerja dari work from mall karena risikonya itu cukup banyak, terkait dengan risiko keamanan data, risiko sinyal, risiko dari koneksinya ataupun juga risiko terkait dengan keamanan barang-barang ya,” imbuhnya.

Myrdal menambahkan, WFM merupakan terobosan pemerintah untuk memanfaatkan momentum libur panjang guna menghidupkan sektor konsumsi. Dengan demikian, diharapkan penjualan ritel, khususnya di pusat perbelanjaan, dapat meningkat.

“Supaya penjualan ritel juga terutama yang ada di mall ya bisa lebih laku lagi jadi ini langkah yang bagus tapi itu tadi cukup banyak sih resiko-risikonya ya,” jelasnya.

Potensi WFM sebagai daya ungkit ekonomi akan maksimal jika program ini dilaksanakan secara serempak di seluruh wilayah Indonesia, dari Sabang hingga Merauke. Ia juga menyebut, jika program ini didukung instruksi pemerintah untuk Pegawai Negeri Sipil (PNS) agar melakukan WFM, dampaknya akan signifikan.

“Untuk dongkrak ekonomi misalkan itu terlaksana dari Sabang sampai Merauke dari wilayah Barat Indonesia sampai wilayah Timur ya asalkan serempak dan at least misalkan yang melakukan itu PNS misalkan ada instruksinya dari pemerintah ya saya rasa sih ya dampaknya sih cukup bagus sih,” kata Myrdal.

Dengan kondisi domestik yang mulai bangkit, Myrdal optimis bahwa ekonomi Indonesia masih dapat tumbuh sekitar 5% tahun ini. Program WFM, jika dikelola dengan baik, dapat memberikan penerimaan yang positif bagi sektor konsumsi.

“Kalau dari ukuran-ukuran daya beli masyarakat sih ya at least ekonomi kita tahun ini masih bisa lah tumbuh 5% sih, setidaknya dengan berbagai kondisi domestik yang sekarang trennya juga sudah mulai bangkit saya rasa ini trennya cukup bagus sih atau penerimaannya cukup bagus untuk dari sisi sektor konsumsi,” sambungnya.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto telah mengungkapkan rencana pemanfaatan pusat perbelanjaan seperti mal sebagai lokasi bekerja. Program ini secara resmi dinamakan Work From Mall (WFM).

Airlangga menyampaikan rencana ini saat melakukan kunjungan persiapan program Work From Anywhere (WFA) dan Program Belanja di Indonesia Saja (BINA) Great Sale 2025 di Pondok Indah Mall, Jakarta Selatan, pada Senin (29/12/2025).

“Mal bukan hanya tempat berbelanja tapi bisa dimanfaatkan juga untuk kegiatan ekonomi atau bekerja,” tegas Airlangga.

Mureks