Ekonomi Indonesia pada tahun 2025 dinilai menunjukkan fondasi makroekonomi yang semakin kokoh dan kredibel. Penilaian ini disampaikan oleh Chief Economist IQI Global, Shan Saeed, dalam catatan terbarunya mengenai prospek Indonesia.
Menurut Shan Saeed, Indonesia berhasil memadukan disiplin makroekonomi, konsistensi kebijakan, dan strategi ekspansi berbasis investasi. Kombinasi ini jarang ditemukan di antara pasar berkembang besar lainnya.
Pantau terus artikel terbaru dan terupdate hanya di mureks.co.id!
Stabilitas Makro sebagai Keunggulan Kompetitif
“Indonesia menunjukkan kombinasi yang jarang ditemukan di pasar berkembang besar, yakni disiplin fiskal, kredibilitas kebijakan moneter, dan strategi investasi jangka panjang yang jelas. Stabilitas makro kini menjadi keunggulan kompetitif Indonesia,” ujar Shan Saeed, Selasa (30/12/2025).
Penilaian tersebut sejalan dengan pandangan lembaga internasional yang menempatkan Indonesia sebagai salah satu ekonomi emerging market besar dengan ketahanan struktural terbaik. Efisiensi investasi, transmisi kebijakan, dan kredibilitas institusi di Indonesia dinilai terus membaik dibandingkan negara-negara sejenis.
Dari sisi kepemimpinan, Presiden Prabowo Subianto disebut Shan Saeed telah menegaskan komitmen untuk memperkuat fondasi makroekonomi nasional. Penekanan pada kehati-hatian fiskal, kredibilitas moneter, serta strategi investasi jangka panjang memperkuat keyakinan terhadap prospek jangka menengah Indonesia.
“Fokus pada stabilitas makro, didukung peningkatan partisipasi angkatan kerja perempuan, pengembangan kualitas sumber daya manusia, serta reformasi hilirisasi strategis, memposisikan Indonesia sebagai kekuatan ekonomi penting di ASEAN. Pendidikan perempuan dipandang sebagai katalis jangka panjang yang berpotensi membentuk ulang masa depan ekonomi nasional,” papar Shan.
Dalam horizon 12 hingga 18 bulan ke depan, Indonesia diproyeksikan menonjol sebagai negara di mana stabilitas makro telah bertransformasi menjadi keunggulan strategis. Komitmen terhadap stabilitas dan kemajuan nasional tidak sekadar menjadi kebijakan, melainkan visi yang secara konsisten membentuk arah kemakmuran Indonesia ke depan.
Pertumbuhan PDB dan Investasi yang Solid
Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia tetap terjaga di kisaran 5,0-5,1 persen. Angka ini mencerminkan daya tahan konsumsi rumah tangga, momentum sektor jasa yang kuat, serta akselerasi pembentukan modal yang kian nyata. Permintaan domestik berperan sebagai peredam guncangan, sementara investasi menjadi pengungkit utama pertumbuhan.
Investasi, khususnya di sektor hilirisasi, infrastruktur, dan manufaktur, menunjukkan korelasi langsung dengan pertumbuhan PDB secara makro. Arus investasi asing langsung (FDI) juga tetap menjadi pilar penting ekspansi ekonomi.
- Realisasi FDI sepanjang 2025 diperkirakan melampaui US$55 miliar.
- Pertumbuhan FDI tercatat dua digit secara tahunan.
- Modal asing semakin banyak mengalir ke hilirisasi mineral, rantai pasok kendaraan listrik, logistik, serta industri berbasis data.
Perkembangan ini menandai pergeseran dari pertumbuhan berbasis volume menuju nilai tambah yang lebih tinggi, menjadi titik balik penting dalam lintasan pembangunan modern Indonesia.
Ketahanan Eksternal dan Fiskal
Dari sisi eksternal, ketahanan neraca pembayaran Indonesia tetap terjaga. Nilai ekspor secara tahun berjalan telah melampaui US$200 miliar, didukung oleh komoditas unggulan, produk manufaktur, serta penguatan integrasi perdagangan kawasan. Surplus perdagangan yang berkelanjutan menjadi bantalan penting bagi stabilitas eksternal dan menjaga Indonesia tetap atraktif di mata investor global.
Pasca pemilu, posisi fiskal Indonesia dinilai tetap kredibel oleh pasar. Defisit anggaran dijaga jauh di bawah batas 3 persen terhadap PDB, sementara rasio utang pemerintah tetap moderat dibandingkan negara berkembang lainnya.
Koherensi kebijakan moneter turut memperkuat stabilitas makro. Bank Indonesia memprioritaskan pengendalian inflasi dan stabilitas pasar keuangan. Nilai tukar rupiah bergerak relatif stabil dalam kisaran satu digit rendah sepanjang tahun berjalan, didukung cadangan devisa yang kuat serta koordinasi kebijakan yang erat.






