Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menutup perdagangan Senin (22/12/2025) dengan kinerja positif. Indeks acuan pasar modal Indonesia ini menguat 0,42% atau setara 36,29 poin, mencapai level 8.645,84.
Kenaikan ini terjadi di tengah dominasi saham-saham yang melemah, di mana tercatat 260 saham mengalami kenaikan, 462 saham turun, dan 236 saham tidak bergerak. Total nilai transaksi pada hari tersebut mencapai Rp 24,11 triliun, melibatkan 41,51 miliar saham dalam 2,94 juta kali transaksi.
Klik mureks.co.id untuk tahu artikel menarik lainnya!
Sepanjang hari perdagangan, IHSG bergerak dalam rentang 8.609,39 hingga 8.648,98. Kinerja ini menunjukkan pembalikan arah dibandingkan pekan sebelumnya, di mana indeks sempat dibuka menguat namun terkoreksi menjelang penutupan.
Sektor Energi dan Bahan Baku Pimpin Penguatan
Berdasarkan data Refinitif, penguatan IHSG hari ini didorong oleh beberapa sektor utama. Sektor energi memimpin dengan kenaikan signifikan sebesar 1,46%. Disusul oleh sektor utilitas yang menguat 1,02%, dan bahan baku dengan kenaikan 0,82%.
Sebaliknya, beberapa sektor lain justru mengalami tekanan. Sektor properti mencatat penurunan paling dalam sebesar 2,8%, diikuti oleh teknologi yang merosot 1,79%, dan kesehatan yang terkoreksi 1,45%.
Saham BUMI dan BBCA Jadi Penopang Utama
Kinerja positif IHSG hari ini sebagian besar ditopang oleh kontribusi dari sejumlah emiten besar. Saham Bumi Resources (BUMI) menjadi motor utama penguatan dengan kenaikan fantastis 14,53%, menyumbang 12,64 indeks poin.
Selain BUMI, saham Bank Central Asia (BBCA) juga memberikan kontribusi signifikan sebesar 11,82 indeks poin. Sementara itu, saham-saham lain yang masuk dalam jajaran penggerak utama (top movers) turut menyumbang antara 2,14 hingga 6,61 indeks poin.
Menariknya, dari total transaksi harian, hampir separuhnya atau 49,31% berasal dari emiten-emiten yang berada dalam satu grup konglomerasi. Saham BUMI, Darma Henwa (DEWA), dan Bumi Resources Minerals (BRSM) secara kolektif mencatat total transaksi sebesar Rp 11,9 triliun.
Antisipasi Santa Claus Rally Jelang Libur Panjang
Pasar saat ini diselimuti sentimen libur panjang menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru. Para pelaku pasar juga menantikan fenomena “Santa Claus Rally”, yaitu kecenderungan pasar saham untuk menguat di akhir tahun.
Secara historis, pasar saham Indonesia dalam satu dekade terakhir hampir selalu ditutup menguat pada bulan Desember. Peluang penutupan positif ini mencapai sekitar 80%, dengan pengecualian hanya terjadi pada tahun 2022 dan 2024.






