Nasional

Dari Debar Jantung di Depan Pintu, Fatma Wati Kini Berani Melangkah Sendiri Menjelajahi Dunia

Bagi Fatma Wati, mahasiswa S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pamulang, langkah kecil keluar rumah pernah terasa seperti menyeberangi lautan dalam gelombang badai. Namun, ia kini menyadari bahwa kakinya sendiri sudah cukup kuat untuk menginjak ombak itu, mengubah rasa takut menjadi kepercayaan diri.

Jujur saja, dulu pergi ke mana-mana sendirian bukan hal yang mudah baginya. Bahkan untuk keluar rumah tanpa ditemani orang lain, jantungnya sudah berdebar lebih cepat dari biasanya. Tangannya dingin, pikirannya penuh dengan kemungkinan buruk, dan langkah terasa berat sejak awal.

Klik mureks.co.id untuk tahu artikel menarik lainnya!

Ia sering merasa takut tanpa alasan yang benar-benar jelas. Bukan karena tempat yang jauh atau situasi yang berbahaya, tetapi karena rasa khawatir yang muncul dari dalam diri sendiri. Setiap kali harus berjalan sendiri, pikirannya seolah langsung dipenuhi bayangan-bayangan yang membuatnya ragu melangkah.

Sering kali ia berdiri lama di depan pintu rumah, menimbang-nimbang. Keinginan untuk pergi selalu diiringi rasa takut yang datang lebih dulu. Jalan yang sebenarnya sudah sering dilewati terasa asing, dan suasana sekitar terasa terlalu ramai, membuatnya tidak nyaman hanya dengan berjalan sendirian.

Namun, ada satu titik di mana Fatma sadar bahwa jika terus menuruti rasa takut itu, ia tidak akan pernah bergerak ke mana-mana. Ia pun mulai mencoba dari hal yang paling sederhana, yakni pergi ke warung dekat rumah, berjalan sebentar, lalu pulang. Meski sederhana, langkah kecil itu terasa sangat besar baginya saat itu.

Saat pertama kali melakukannya, rasa gugup tetap ada. Jantung masih berdebar, napas belum sepenuhnya tenang. Tetapi setelah semuanya selesai, ia menyadari satu hal penting: tidak ada hal buruk yang terjadi. Ia bisa melewatinya, meski dengan rasa takut yang masih tersisa.

Dari situlah ia mulai belajar. Rasa takut ternyata tidak selalu hilang dengan sendirinya, tetapi bisa dikendalikan jika dihadapi perlahan. Semakin sering mencoba pergi sendiri, semakin ia mengenal dirinya. Fatma belajar bahwa keberanian tidak selalu datang dalam bentuk rasa percaya diri yang besar, melainkan dari kemauan untuk tetap melangkah meski masih ragu.

Sekarang, pergi sendirian bukan lagi hal yang sepenuhnya menakutkan bagi Fatma. Rasa gugup masih sesekali muncul, tetapi tidak lagi membuatnya berhenti. Ia merasa lebih percaya diri karena tahu, ia pernah berada di titik paling takut dan berhasil melewatinya.

Pengalaman ini mengajarkannya bahwa kepercayaan diri tidak datang secara tiba-tiba. Ia tumbuh dari langkah-langkah kecil yang sering kali terasa sepele, tetapi bermakna besar bagi diri sendiri. Jika kamu juga pernah merasa takut untuk melangkah sendirian, ketahuilah bahwa perasaan itu wajar. Tidak apa-apa merasa takut. Yang terpenting adalah tetap mencoba, meski perlahan. Karena sering kali, keberanian justru lahir saat kita tetap berjalan, meskipun rasa takut masih ada.

Fatma Wati, Mahasiswa S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pamulang.

Mureks