Badan Pangan Nasional (Bapanas) dan Perum Bulog menemukan sejumlah pedagang menjual beras di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) saat melakukan inspeksi mendadak (sidak) di Pasar Rawamangun dan Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Jakarta Timur, pada Rabu (24/12/2025).
Menyikapi temuan tersebut, kedua lembaga pangan ini meminta para pedagang untuk mematuhi HET yang telah ditetapkan pemerintah. Direktur Utama Perum Bulog, Ahmad Rizal Ramdhani, dan Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Bapanas, I Gusti Ketut Astawa, memimpin langsung sidak tersebut.
Pantau terus artikel terbaru dan terupdate hanya di mureks.co.id!
Temuan di Pasar Induk Beras Cipinang
Di Pasar Induk Beras Cipinang, Rizal dan Ketut menyidak tiga kios. Pada kios milik pedagang bernama Ayung, harga beras medium ditemukan mencapai Rp 12.800 per kilogram. Rizal menilai harga tersebut terlalu tinggi jika dijual kembali ke pedagang pengecer.
“Saya temukan dari Pak Ayung tadi mediumnya tinggi. Ini dijual Rp 12.500/kg ya, nggak boleh Rp 12.800/kg, kalau tinggi pedagang mau jual berapa dia,” ujar Rizal kepada pedagang di lokasi. Pedagang Ayung menanggapi, “Ya bisa Rp 12.500/kg, atau Rp 12.600/kg bisa bapak.”
Sementara itu, harga beras premium di kios yang sama dinilai cukup baik, berkisar Rp 14.100 hingga Rp 14.200 per kilogram. Harga ini dianggap memberikan ruang bagi pengecer untuk mendapatkan keuntungan dan menjual ke konsumen sesuai HET.
“Premium Rp 14.200/kg, Rp 14.100/kg. Bapak kan harus dijual lagi ke pengecer ya, berarti pengecer maksimum jadi Rp 14.900/kg,” terang Rizal.
Rizal menambahkan, secara rata-rata, harga beras medium dan premium di PIBC berada di bawah HET. HET beras medium ditetapkan Rp 13.500 per kilogram, sedangkan beras premium Rp 14.900 per kilogram.
“Saya laporkan harga beras sesuai dengan HET Khusus yang ada di Cipinang rata-rata semua di bawah HET, baik harga medium maupun harga beras premium. Beras medium Rp 13.500 Sesuai dengan aturan Bapanas. Sedangkan untuk harga beras premium Rp 14.900. Dan rata-rata di sini harga mediumnya di bawah Rp 13.000, sedangkan harga premium rata-rata di sini harganya di bawah Rp 14.000,” jelasnya.
Situasi di Pasar Rawamangun
Di Pasar Rawamangun, I Gusti Ketut Astawa menemukan beras premium dijual seharga Rp 17.000 per kilogram, jauh di atas HET. Ia langsung meminta pedagang untuk menurunkan harga tersebut.
“Ini harus turun ya, nggak boleh Rp 17.000/kg. Semi premium masih ada yang Rp 15.000/kg ya, (medium) ada yang Rp 13.000/kg,” ucap Ketut kepada salah satu pedagang.
Usai sidak, Ketut menegaskan pihaknya telah mengingatkan pedagang di PIBC untuk memberikan selisih harga yang cukup agar pengecer dapat menjual beras sesuai HET. “Kita ingatkan kepada teman-teman di sana agar semua penjualan langsung diberikan spare kepada pedagang. Karena di PIBC juga melayani, kadang-kadang melayani konsumen langsung. Tapi kita akan ingatkan,” tuturnya.
Terkait temuan di Pasar Rawamangun, Ketut menyatakan akan melakukan pengecekan lebih lanjut terhadap harga beras premium yang mencapai Rp 17.000 per kilogram. Ia juga menekankan pentingnya peran Satgas Pangan serta dinas pangan dan perdagangan daerah untuk mengimbau pedagang.
“Di Rawamangun, karena dia nggak menyebut tadi, ya. Kita sudah tanya, begitu dia menyebut beras premium, ya itu dia. Tapi kalau dia menyebut Pandan Wangi, tu bukan, karena itu preferensinya beda. Kita minta teman-teman Satgas, yang terpenting teman-teman dinas pangan dan perdagangan harus juga mengimbau,” pungkas Ketut.






