Dari Ulak Lebar mengikuti Sungai Malus, sampai di Kayu Penaka Caka Satang, terus kekemboyan bertemu dengan Sungai Nelang.
Momot melanjutkan mudik melewati Bukit Pucung sampai di sebaliknya terdapat Sungai Lakitan. Ayam Berugo berkoko dan anjing Kumbang menggonggong belum sampai betul ke dekat Sungai Lakitan.
Di tempat tersebut terdapat tanah tumbuh, yaitu tanah sarang semut. Tanah inilah yang digonggong ajing kumbang tersebut.
Baca Juga :Angsuran Rp966.640 Per Bulan Pinjam KUR Bak Mandiri Rp50 Juta, Ini Cara dan Ketentuannya
Momot tertarik menggali tanah tumbuh tersebut hingga rata dengan tanah. Namun tiba-tiba muncul air dari tanah galian tersebut, Momot melaporkan temuannya kepada mertuanya Gindo Hilang Tengkuluk.
Gindo Hilang Tengkuluk memberi nama tempat tersebut dengan nama Dusun Segera Muncar. Untuk sementara waktu Momot dan istrinya mendirikan pondok dan menentap di tanah Segera Muncar.
Di sekitar dusun terdapat Sungai Serut yang bermuara ke Sungai Suban, dan Sungai Suban bermuara ke Sungai Lakitan.
Tepatnya daerah ini pada masa sekarang dikenal dengan nama Selanggit Tinggi. Di Sungai Serut banyak ikannya, inilah yang membuat Momot dan istrinya paling senang menghabiskan harinya untuk mencari ikan.
Baca Juga :Anti Riba Pinjaman Online ini yang Terdaftar di OJK , Baca Ini Pinjol Sistem Syariah
Ikan yang didapat sebagian dimakan dan sebagiannya dibuat bekasam (ikan yang dimasukan dalam bambu).
Ikan bekasam ini sering dijadikan oleh-oleh bagi Momot untuk mertuanya.
Gindo Hilang Tengkuluk memang sangat menyukai ikan bekasam yang dibuat dengan cara diawetkan dengan dipermentasi dalam guci atau tempat tertutup.
Namun beban berat yang dibawah Momot dan anaknya membuat Gindo menyarankan agar ikan hasil tangkapan berikutnya untuk dibuat ikan salai.
DAPATKAN INFORMASI LAINNYA DI GOOLGE NEWS
