Otomotif

Yamaha: “Cari Strategi Paling Efisien” untuk Peluncuran Motor Listrik Neos di Indonesia

Masa depan motor listrik Yamaha Neos di pasar Indonesia masih menjadi tanda tanya besar. Meskipun telah menjalani serangkaian uji coba, termasuk melibatkan para pelaku ojek online (ojol), produsen asal Jepang ini belum juga memastikan kapan kendaraan ramah lingkungan tersebut akan resmi dipasarkan.

Rifki Maulana, Manager Public Relation, YRA & Community PT Yamaha Indonesia Motor Mfg (YIMM), menjelaskan bahwa proyek uji coba Neos merupakan inisiatif langsung dari Yamaha Motor Company (YMC). YIMM sendiri hanya bertindak sebagai fasilitator dalam kegiatan tersebut.

Pantau terus artikel terbaru dan terupdate hanya di mureks.co.id!

“Tes itu kan memang proyeknya langsung dari YMC (Yamaha Motor Company),” ungkap Rifki di Jakarta, Selasa (30/12/2025).

Menurut Rifki, YMC masih terus melakukan berbagai evaluasi menyeluruh dari hasil uji coba tersebut. Durasi proyek yang semula ditargetkan tiga bulan, berpotensi untuk diperpanjang.

“Target awalnya kan sebenarnya tiga bulan, tetapi bisa mungkin untuk diperpanjang,” tambahnya.

Lebih lanjut, Rifki menerangkan bahwa Yamaha saat ini tengah berupaya menemukan formulasi yang paling tepat untuk memasarkan kendaraan roda dua bertenaga listrik di Tanah Air. Ini mencakup strategi penjualan, model baterai yang akan digunakan, hingga pemenuhan kebutuhan spesifik konsumen motor listrik di Indonesia.

“YMC lagi mencari strategi bagaimana dengan YIMM berkolaborasi untuk mencari peluncuran motor listrik yang paling efisien untuk Indonesia,” tegas Rifki.

Kendati demikian, ia belum dapat memberikan kepastian mengenai jadwal peluncuran Yamaha Neos di Indonesia.

Sebelumnya, Yamaha menggandeng perusahaan ride sharing untuk mengevaluasi performa kendaraan listrik dengan sistem tukar baterai (swap battery). Sistem ini dioperasikan oleh mitra pengemudi ojol untuk mendukung mobilitas masyarakat perkotaan.

Satoshi Takagi, Direktur PT Yamaha Indonesia Motor Mfg, menyatakan harapannya terhadap studi ini. “Melalui proyek ini kami akan melihat bagaimana efektivitas kendaraan EV Yamaha dalam mendukung mobilitas masyarakat perkotaan dan juga potensi bisnisnya,” ucapnya.

Ia berharap studi ini dapat menghasilkan informasi berharga terkait kendaraan ramah lingkungan terbaik yang sesuai untuk konsumen Indonesia.

Untuk mendukung kelancaran operasional uji coba, Yamaha telah menjalin kolaborasi dengan berbagai pihak terkait. Kolaborasi ini bertujuan menyediakan stasiun tukar baterai mandiri di sejumlah titik di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).

Melalui penyediaan stasiun swap battery mandiri ini, Yamaha berkesempatan mempelajari ekosistem penanganan baterai motor listrik secara komprehensif, baik dari sisi hulu maupun hilir.

Sebagai informasi, Yamaha Neos dibekali motor penggerak berdaya 2,3 kW atau setara 3,0 hp. Torsi puncaknya mencapai 138,3 Nm. Performa ini didukung oleh baterai lithium-ion/BFM1 berkapasitas 51,1 V dan 23,2 Ah. Dengan kondisi baterai penuh, motor ini diklaim mampu menempuh perjalanan hingga 72 km.

Mureks