Presiden China Xi Jinping menegaskan komitmen pemerintah untuk mengimplementasikan langkah kebijakan yang lebih proaktif pada tahun 2026. Kebijakan ini bertujuan untuk menopang pertumbuhan ekonomi jangka panjang di tengah upaya menjaga stabilitas yang masih dibayangi berbagai tekanan struktural. Pernyataan tersebut disampaikan langsung oleh Xi Jinping dalam sebuah acara internal partai menjelang akhir tahun, Rabu (31/12/2025).
Dalam pidatonya pada jamuan minum teh Tahun Baru yang dihadiri para pejabat senior Partai Komunis China, Xi Jinping mengungkapkan optimisme terhadap kinerja ekonomi nasional. Ia memperkirakan perekonomian China mampu mencapai target pertumbuhan sekitar 5% pada tahun 2025. Selain itu, nilai ekonomi China diproyeksikan akan menyentuh angka sekitar 140 triliun yuan, atau setara dengan US$20 triliun AS, pada tahun ini.
Pantau terus artikel terbaru dan terupdate hanya di mureks.co.id!
“Perekonomian negara kita diperkirakan akan terus bergerak maju di bawah tekanan… menunjukkan ketahanan dan vitalitas yang kuat,” kata Xi Jinping, sebagaimana dikutip oleh lembaga penyiaran pemerintah CCTV.
Xi Jinping lebih lanjut menekankan bahwa pemerintah akan mendorong peningkatan kualitas pertumbuhan secara efektif, sembari tetap menjaga laju pertumbuhan kuantitatif yang wajar. Arah kebijakan ini, menurutnya, akan ditempuh bersamaan dengan upaya memastikan harmoni sosial dan stabilitas tetap terjaga di seluruh negeri.
Pernyataan Presiden China ini muncul di tengah tanda-tanda perlambatan momentum ekonomi menjelang akhir tahun 2025. Meskipun demikian, Beijing tetap optimistis target pertumbuhan “sekitar 5%” dapat tercapai. Optimisme ini dipertahankan meski ekonomi dibebani oleh sejumlah tantangan, termasuk lemahnya konsumsi rumah tangga, tekanan deflasi yang belum mereda, serta krisis sektor properti yang berkepanjangan.
Pesan Xi Jinping sekaligus menegaskan kembali komitmen pemerintah yang sebelumnya telah disampaikan untuk meluncurkan berbagai langkah guna meningkatkan pendapatan masyarakat dan menopang konsumsi serta investasi. Kedua faktor ini dianggap sebagai mesin utama pertumbuhan ekonomi China.
Untuk memacu permintaan domestik, pemerintah pusat, sebagaimana dilaporkan oleh media negara, telah mengalokasikan dana sebesar 62,5 miliar yuan. Dana ini berasal dari hasil penerbitan obligasi khusus negara dan akan disalurkan ke pemerintah daerah pada tahun 2026. Alokasi tersebut akan digunakan untuk mendanai program tukar tambah barang konsumsi, sebuah skema yang dirancang untuk mendorong belanja rumah tangga. Langkah ini menegaskan upaya Beijing untuk mengurangi ketergantungan pada sektor properti dan ekspor.
Selain fokus pada konsumsi, pemerintah juga menyiapkan dorongan signifikan dari sisi investasi. Badan perencana negara China telah merilis rencana investasi awal untuk tahun 2026, yang mencakup dua proyek konstruksi besar. Proyek-proyek ini akan dibiayai dengan dana anggaran pusat sekitar 295 miliar yuan. Inisiatif ini merupakan bagian dari strategi berkelanjutan untuk mengerek investasi dan memperkuat fondasi pertumbuhan ekonomi.
Dengan kombinasi kebijakan fiskal yang lebih aktif, dukungan terhadap konsumsi, serta percepatan proyek infrastruktur, Beijing berharap perekonomian China dapat mempertahankan ketahanan di tengah tantangan global dan domestik. Harapan ini juga mencakup pembukaan ruang bagi pertumbuhan yang lebih berkelanjutan dalam beberapa tahun ke depan.






