Angka partisipasi dalam pemilihan umum legislatif Hong Kong pada Minggu (7/12/2025) dilaporkan anjlok, nyaris mencapai rekor terendah sejak 1997. Tingkat partisipasi hanya 31,9 persen, hanya selisih tipis dengan 30,2 persen pada pemilu 2021. Data Komisi Pemilihan Umum (KPU) Hong Kong mencatat 4,13 juta pemilih terdaftar dalam pemilu kali ini, menurun untuk tahun keempat berturut-turut.
Kebijakan pemerintah untuk memperpanjang jam pemungutan suara dan menambah tempat pemungutan suara (TPS) tidak mampu mendongkrak partisipasi. Situasi sosial yang bergejolak akibat tragedi kebakaran besar turut memengaruhi jalannya pemilu. Ketua KPU Hong Kong, David Lok, mengakui, “Kondisi ini membuat penyelenggaraan pemilu menjadi sangat sulit.”
Kemarahan Publik Dipicu Kebakaran Mematikan
Kemarahan publik memuncak setelah kebakaran hebat di Wang Fuk Court, Distrik Tai Po, pada 26 November 2025, yang merenggut 159 nyawa. Api melalap tujuh menara hunian dan baru berhasil dipadamkan setelah hampir dua hari. Otoritas menduga penggunaan bahan bangunan di bawah standar dalam renovasi menjadi penyebab utama tragedi tersebut.
Insiden ini memicu tuntutan pertanggungjawaban dari warga kepada pemerintah serta seruan reformasi di sektor konstruksi. Pemimpin Hong Kong, John Lee, berjanji pemerintah akan bekerja sama dengan legislatif untuk mendorong reformasi kelembagaan pasca-kebakaran.
Investigasi dan Penangkapan Jelang Pemilu
Untuk meredam amarah publik, pemerintah meluncurkan investigasi kriminal dan korupsi terkait proyek renovasi perumahan. Polisi juga memperketat pengamanan di sekitar lokasi kebakaran menjelang hari pemungutan suara.
Menjelang pemilu, Badan Antikorupsi Hong Kong mengumumkan penangkapan empat pria yang diduga menghasut masyarakat melalui media sosial untuk memboikot pemilu. Tindakan menghasut publik untuk memboikot pemilu secara terbuka dianggap sebagai tindakan kriminal berdasarkan revisi undang-undang keamanan nasional.
Sejak revisi undang-undang tersebut, suara pro-demokrasi yang sebelumnya mendominasi sekitar 60 persen pemilih cenderung menghindari pemilu.
Warga Pilih untuk Golput
Seorang warga lanjut usia bernama Cheng, yang tinggal di dekat lokasi kebakaran, mengaku tidak menggunakan hak pilihnya. “Saya sangat prihatin dengan kebakaran hebat ini,” ujarnya, menolak menyebutkan nama lengkap karena alasan keamanan. “Saya tidak akan memilih politisi pro-kemapanan yang mengecewakan kami.”
Di sisi lain, Kantor Keamanan Nasional China di Hong Kong memperingatkan akan menindak tegas segala bentuk protes anti-China. Mereka juga melarang pemanfaatan tragedi kebakaran untuk mengganggu ketertiban, serta mengingatkan media asing untuk tidak menyebarkan informasi palsu atau mendiskreditkan upaya pemerintah.






