Ketapang, Kalimantan Barat – Insiden kericuhan yang melibatkan sejumlah warga negara asing (WNA) asal China terjadi di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat. Peristiwa yang diduga disertai perusakan dan penyerangan di area perusahaan pertambangan emas PT Sultan Rafli Mandiri (PT SRM) ini mengakibatkan lima anggota TNI terluka dan dua kendaraan perusahaan rusak. Insiden terjadi pada Minggu (14/12/2025) sekitar pukul 15.40 WIB di Desa Pemuatan Batu, Kecamatan Tumbang Titi.
Kronologi Kejadian
Menurut Chief Security PT SRM, Imran Kurniawan, kericuhan bermula ketika empat WN China diduga menerbangkan drone di atas area perusahaan. Saat itu, seorang petugas keamanan bernama Iwan tengah melakukan penjagaan. Dalam insiden tersebut, sebuah mobil dan sepeda motor perusahaan dilaporkan dirusak oleh WN China.
“Dalam aksi penyerangan ini, satu mobil dan sepeda motor perusahaan kami dirusak oleh WN China,” ujar Imran Kurniawan, seperti dilansir detikKalimantan pada Selasa (16/12/2025).
Sejumlah barang bukti berupa senjata tajam jenis parang beserta sarungnya juga diamankan dari lokasi kejadian.
Klarifikasi Polisi dan Penanganan Imigrasi
Pihak kepolisian masih melakukan klarifikasi mendalam terkait peristiwa ini. Kapolres Ketapang AKBP Muhammad Harris menyatakan, “Sementara masih kami klarifikasi terlebih dulu dengan pihak-pihak terkait untuk berita tersebut.”
Plt Direktur Jenderal Imigrasi Kementerian Imigrasi, Yuldi Yusman, mengonfirmasi bahwa sebanyak 26 WNA telah diamankan di Kantor Imigrasi Ketapang untuk proses pendalaman lebih lanjut oleh Polda. “Saat ini rencananya akan dilakukan proses pendalaman oleh pihak Polda. Kami mendapatkan laporan dari Kantor Imigrasi yang ada di wilayah Kalimantan Barat. Dan untuk WNA-nya saat ini sudah diamankan, sudah diamankan di Kantor Imigrasi Ketapang,” kata Yuldi di Kantor Ditjen Imigrasi, Jakarta Selatan, Selasa (16/12/2025).
Yuldi menambahkan bahwa jumlah WNA yang diamankan berpotensi bertambah, mengingat total WNA yang berada di lokasi kejadian adalah 34 orang. Ia menjelaskan bahwa beberapa WNA belum diamankan karena alasan berbeda, seperti dua WNA yang sedang mengurus perpanjangan visa di Pontianak, satu WNA yang menjalani pengobatan, dan tiga WNA yang berada di penginapan.
Hingga kini, motif di balik kericuhan yang dilakukan oleh WNA China tersebut masih dalam penyelidikan pihak berwenang.






