Berita

Warga Aceh Tamiang Kesulitan Air Bersih dan Pakaian Pascabanjir

Advertisement

Pasca-banjir bandang yang melanda Kabupaten Aceh Tamiang, banyak warga masih berjuang memenuhi kebutuhan dasar, terutama air bersih dan pakaian. Kondisi ini membuat aktivitas sehari-hari, termasuk sanitasi, menjadi sangat sulit.

Awal Sulistio, seorang warga Desa Menanggini, Kecamatan Karang Baru, mengungkapkan bahwa kesulitan mendapatkan air bersih masih dialami sebagian besar korban. “Kami masih sangat kesulitan mendapatkan air bersih, jangan kan untuk mandi, untuk cuci air kecil saja kesulitan,” katanya kepada Antara, Selasa (9/12/2025).

Ia menambahkan, selain air bersih, warga juga sangat membutuhkan pakaian layak pakai. Sebagian besar harta benda, termasuk pakaian, hanyut terbawa arus banjir saat bencana terjadi. Kebutuhan mendesak meliputi pakaian bekas untuk bayi dan anak-anak, serta perlengkapan mereka.

Kondisi ini diperparah dengan munculnya berbagai penyakit pascabencana. Banyak korban dilaporkan mulai terserang demam, batuk, pilek, gatal-gatal, dan penyakit lainnya akibat sanitasi yang buruk dan kekurangan air bersih.

Advertisement

“Kalau pasokan bahan makanan alhamdulillah sudah ada, sudah lancar. Tapi kami belum mandi sejak bencana terjadi, air bersih sangat sulit sekali. Banyak rumah yang tidak bisa dibersihkan karena tidak ada sumber air,” ujar Awal.

Berdasarkan data sementara rekap bencana Aceh Tamiang hingga 6 Desember 2025, tercatat sebanyak 262.087 jiwa mengungsi. Bencana ini juga mengakibatkan 57 orang meninggal dunia, 22 orang hilang, dan 18 lainnya luka-luka. Kerusakan rumah warga juga signifikan, dengan 2.262 unit rusak ringan, 35 unit rusak sedang, dan 780 unit hanyut.

Advertisement