Wakapolri Komjen Dedi Prasetyo meluncurkan sebuah buku yang membahas secara mendalam mengenai teknologi kepolisian. Buku berjudul “Automasi dalam Dinamika Keamanan Modern” ini menyoroti urgensi reformasi dan modernisasi teknologi di tubuh Polri dalam menghadapi tantangan keamanan global serta tuntutan pelayanan publik yang kian kompleks.
Transformasi Menuju Polri Modern
Dalam acara bedah buku yang digelar di Lembang pada Jumat (12/12/2025), Komjen Dedi Prasetyo menekankan pentingnya Polri untuk bergerak cepat mengimbangi perkembangan teknologi dunia. Ia mengungkapkan bahwa Polri bersama Asisten Logistik (Aslog) tengah berupaya membangun fondasi industri keamanan nasional. Tujuannya adalah agar Indonesia tidak hanya bergantung pada teknologi impor, tetapi mampu memproduksi teknologi kepolisian secara mandiri.
“Teknologi bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan strategis agar Polri lebih profesional dan presisi dalam melayani masyarakat,” ujar Dedi Prasetyo dalam keterangannya.
Ia menambahkan, para peserta pendidikan Sekolah Staf dan Pimpinan (Sespim) diharapkan memiliki pandangan futuristik dan keberanian untuk melakukan terobosan demi kemajuan institusi.
Inovasi Teknologi Mulai Diterapkan
Bersamaan dengan peluncuran buku, digelar pula pameran teknologi yang menampilkan berbagai perangkat dan inovasi modern yang telah mulai diimplementasikan oleh Polri. Pameran ini memamerkan mulai dari drone udara untuk pemantauan dan evakuasi, robot taktis untuk situasi berbahaya, robot K9 untuk pencarian, sistem komunikasi portabel anti-jammer seperti WonTech, hingga platform analitik berbasis data.
Pameran tersebut menjadi bukti nyata komitmen Polri dalam melakukan transformasi, tidak hanya sebatas wacana tetapi juga implementasi nyata dalam tugas operasional sehari-hari.
Pandangan Pakar untuk Penguatan Polri
Para penanggap dalam acara tersebut memberikan pandangan strategis yang diharapkan dapat memperkaya arah perubahan Polri. Pakar rekayasa teknologi, Hendy, menegaskan bahwa kepolisian di seluruh dunia kini bergerak dari pendekatan reaktif menuju prediktif. Di era maraknya kejahatan digital, penipuan berbasis kecerdasan buatan (AI), serta ancaman siber lintas negara, Polri dituntut untuk mengembangkan teknologi prediktif berbasis data dan AI secara bertahap dan realistis.
Hendy menekankan perlunya peta jalan pengembangan teknologi selama 10 tahun, penguatan regulasi, perlindungan privasi, serta pembangunan sumber daya manusia (SDM) di bidang teknologi yang berkelanjutan. “Teknologi harus memberikan dampak sosial bagi masyarakat, bukan hanya menjadi jargon,” tegasnya.
Dalam diskusi panel, pimpinan Polri dan para pakar eksternal juga menyoroti pentingnya peningkatan profesionalisme penyidik, yang tingkat sertifikasinya dinilai masih perlu ditingkatkan secara signifikan. Reformasi ini dianggap fundamental untuk meningkatkan kualitas penegakan hukum dan membangun kepercayaan publik.
Diskusi juga menggarisbawahi perlunya memperkuat talenta digital di lingkungan Polri, mempersiapkan generasi yang melek teknologi, serta memperluas kerja sama akademik dan industri agar Polri tidak tertinggal dari kecepatan perubahan generasi saat ini.
Digital Policing dan Humanisme
Prof Kemal Nazaruddin Siregar dari sisi akademisi menilai buku karya Wakapolri tersebut sebagai salah satu fondasi penting dalam membangun digital policing di Indonesia. Ia menegaskan bahwa Polri harus mampu naik kelas menjadi inovator dan produsen teknologi, bukan sekadar pengguna.
Namun, Prof Kemal mengingatkan bahwa transformasi digital harus tetap menjaga sisi humanis kepolisian. “Teknologi harus memperkuat kepercayaan masyarakat, bukan mengikisnya,” ujar Kemal.
Kegiatan bedah buku dan expo teknologi di Lembang ini menunjukkan komitmen kuat Polri untuk melakukan lompatan besar dalam transformasi teknologi. Pemanfaatan AI, robotika, drone, sistem komunikasi modern, penguatan data, serta peningkatan kapasitas penyidik menjadi langkah nyata dalam mewujudkan Polri yang lebih responsif, profesional, dan presisi.
“Ini era baru bagi Polri. Kita sedang membangun fondasi kepolisian yang modern, mandiri dalam teknologi, dan semakin dipercaya oleh masyarakat,” tutup Wakapolri Komjen Dedi Prasetyo.






