Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Alex Indra Lukman, mendesak pemerintah untuk segera menangani tumpukan kayu yang berserakan pascabencana di Sumatera. Ia menekankan agar beban penanganan ini tidak dibebankan kepada masyarakat.
Tumpukan Kayu Bernilai Ekonomis
Alex Indra Lukman menyoroti bahwa warga mulai memanfaatkan tumpukan kayu tersebut untuk dijadikan barang bernilai ekonomis seperti papan. Namun, ia menegaskan bahwa situasi ini tidak bisa dibiarkan berlanjut tanpa penanganan yang tepat.
“Hari ini kita melihat, warga menjadikan kayu berbagai ukuran dan jenis itu, sebagai barang bernilai ekonomis seperti papan dan sejenisnya. Ini tak bisa dibiarkan terus berlanjut, karena penanganannya mesti merujuk UU No 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah,” kata Alex kepada wartawan, Selasa (16/12/2025).
Penanganan Sampah Spesifik
Alex menjelaskan bahwa sampah yang timbul akibat bencana termasuk dalam kategori sampah spesifik, sebagaimana diatur dalam Pasal 2 Ayat (4) UU Pengelolaan Sampah. Penanganan sampah spesifik memerlukan metode khusus karena karakteristik, volume, frekuensi timbulnya, serta faktor lain yang tidak mengikuti prosedur penanganan normatif.
“Peraturan Pemerintah (PP) No 27 Tahun 2020 yang merupakan petunjuk teknis UU Pengelolaan Sampah, memberi ruang pada pemerintah baik pusat maupun daerah, memanfaatkan sampah akibat bencana ini untuk kegiatan bernilai ekonomis,” ujar Alex.
Ia menambahkan, “Ruang pemanfaatan untuk kegiatan bernilai ekonomis itu terdapat dalam Pasal 4 PP No 27 Tahun 2020 yang menyebutkan, ‘Penyelenggaraan Pengelolaan Sampah Spesifik dilakukan melalui pengurangan dan/atau penanganan,'” sambungnya.
Gangguan Aktivitas dan Solusi
Tumpukan kayu tersebut dilaporkan mengganggu aktivitas nelayan yang hendak melaut. Alex menyarankan pemerintah daerah untuk mempertimbangkan penggunaan jasa pihak ketiga dalam upaya pembersihan tumpukan kayu.
“Pada tahun 2019 lalu, kita di Sumbar sudah punya pengalaman dalam mengatasi Sampah Spesifik berupa Puing Bongkaran Bangunan yang runtuh karena gempa September 2009,” kata Alex.
Ia optimis, “Sama halnya dengan puing-puing bangunan, kayu-kayu ini tentu akan sangat banyak peminatnya. Terlebih, kualitas kayunya terlihat sangat bagus. Tentunya, memiliki nilai ekonomis tinggi,” imbuhnya.






