Sebuah insiden pencurian pakaian di toko kawasan Bali terekam kamera CCTV dan menjadi viral di media sosial. Aksi tersebut diduga dilakukan oleh sekelompok turis asal Jepang, memicu perbincangan hangat di kalangan warganet, termasuk dari negara asal mereka.
Pemilik toko melaporkan kehilangan 11 potong pakaian. Rekaman CCTV menunjukkan empat pria berbicara dalam bahasa Jepang sedang beraksi. Tiga di antaranya terlihat memasukkan pakaian ke dalam tas sambil terus mengawasi sekitar, sementara pria keempat memasukkan barang ke saku.
Menanggapi kejadian ini, banyak warganet Jepang memberikan kecaman keras. Melalui platform X, mereka menyuarakan kekecewaan dan menyebut para pelaku sebagai “individu yang menjadi aib permanen bagi negara.” Insiden ini digambarkan sebagai kasus langka yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Peningkatan Kriminalitas Turis Asing di Bali
Kasus pencurian oleh turis Jepang ini terjadi di tengah laporan peningkatan angka kriminalitas yang melibatkan wisatawan asing di Bali. Pada Juli 2025, media The Guardian melaporkan adanya tren peningkatan kejahatan di pulau tersebut.
Politisi Bali, Agung Bagus Pratiksa Linggih, mengamati adanya penurunan kualitas wisatawan yang berkunjung. “Kualitas turis yang datang ke Bali semakin menurun,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa maraknya penginapan ilegal turut memperparah situasi. “Hal ini terjadi karena meningkatnya jumlah homestay ilegal, yang memungkinkan warga asing tinggal lebih lama di pulau ini,” jelasnya. Kondisi ini dikhawatirkan mengurangi pengawasan terhadap wisatawan asing.
Data Keterlibatan Warga Asing dalam Kejahatan
Data menunjukkan adanya peningkatan keterlibatan warga asing dalam tindak kejahatan di Bali. Angkanya naik 16 persen, dari 194 kasus pada tahun 2023 menjadi 226 kasus pada tahun 2024.
Bentuk pelanggaran yang tercatat cukup beragam, meliputi kejahatan siber, kasus narkotika, tindakan kekerasan, hingga praktik penipuan pertanahan.






