Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Minggu (28/12/2025) menyatakan bahwa kesepakatan untuk mengakhiri invasi Rusia ke Ukraina semakin mendekat. Pernyataan ini disampaikan setelah serangkaian pembicaraan baru dengan para pemimpin negara yang bertikai, meskipun belum ada terobosan nyata terkait isu konflik teritorial.
Berbicara dari kediamannya di Mar-a-Lago, Palm Beach, Florida, Trump yang sebelumnya menjanjikan kesepakatan damai pada hari pertama kepresidenannya, mengatakan bahwa dalam beberapa minggu ke depan akan terlihat apakah konflik yang telah menewaskan puluhan ribu orang ini dapat diselesaikan.
Klik mureks.co.id untuk tahu artikel menarik lainnya!
Dalam upaya diplomasi menjelang Tahun Baru, Trump mengundang Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky ke kediamannya. Ia menyebut rencana perdamaian telah “95 persen selesai”, meskipun sehari sebelumnya Rusia melancarkan serangan besar di daerah pemukiman Kyiv.
Seperti pertemuan sebelumnya pada Oktober, Presiden Rusia Vladimir Putin juga berbicara melalui telepon dengan Trump. Trump segera menegaskan bahwa Moskow “serius” tentang perdamaian, terlepas dari serangan yang terjadi.
Trump Optimistis, Zelensky Berhati-hati
“Saya benar-benar percaya, Tuan Presiden, kita mungkin lebih dekat—jauh lebih dekat—daripada sebelumnya dengan kedua pihak,” kata Trump, dengan Zelensky di sisinya di ruang teh kediamannya. Ia menambahkan, “Semua orang ingin ini berakhir.”
Zelensky tampak memperhatikan dengan sopan, namun menunjukkan sedikit ketidakpercayaan ketika Trump menyatakan kepadanya bahwa Putin “ingin melihat Ukraina berhasil.” Trump melanjutkan, “Presiden Putin sangat murah hati dalam perasaannya terhadap keberhasilan Ukraina, termasuk memasok energi, listrik, dan hal-hal lain dengan harga yang sangat rendah.”
Sikap hati-hati Zelensky ini mengingat pertemuan buruk di Gedung Putih pada 28 Februari lalu, di mana ia sempat menolak dan melihat AS menarik dukungannya.
Seruan kepada Eropa dan Rencana Pertemuan Lanjutan
Setelah pertemuan bilateral, Zelensky dan Trump berbicara bersama melalui telepon dengan para pemimpin utama Eropa. Para pemimpin Eropa diketahui sangat khawatir tentang keputusan yang berpotensi memperkuat posisi Rusia.
Zelensky mengisyaratkan kemungkinan dirinya dan para pemimpin Eropa akan kembali bersama untuk melakukan pembicaraan dengan Trump di Washington pada Januari mendatang. Sementara itu, Presiden Prancis Emmanuel Macron juga mengumumkan rencana pertemuan baru sekutu Kyiv pada awal Januari di Paris.
Trump mengakui adanya perbedaan pendapat yang berkelanjutan antara Kyiv dan Moskow mengenai wilayah. Rencana perdamaian saat ini mengusulkan penghentian perang di garis depan yang ada di wilayah Donbas timur dan pembentukan area demiliterisasi. Namun, Rusia telah lama menuntut konsesi teritorial sebagai bagian dari kesepakatan.






