Berita

Truk WO Pengantin Bikin Macet Cipayung, Warga Keluhkan Aktivitas Mengganggu

Advertisement

Aktivitas truk milik wedding organizer (WO) di Cipayung, Jakarta Timur, yang diduga terlibat kasus penipuan, dikeluhkan warga sekitar karena menyebabkan kepadatan lalu lintas. Ketua RT 01/RW 05 Ceger, Azli, mengakui adanya gangguan tersebut. “Iya, diakui pernah mengganggu lingkungan. Karena jalan sempit, mobil banyak, nah itu yang mengganggu,” ungkap Azli.

Azli menjelaskan, awalnya WO tersebut hanya menyewa satu rumah di lingkungan RT-nya. Namun, seiring waktu, usaha itu berkembang hingga menyewa tiga rumah yang berjajar dan dijadikan kantor operasional. Ia menambahkan, properti seperti dekorasi pernikahan juga disimpan di lahan kosong yang disewa untuk parkiran.

Setiap akhir pekan, warga sekitar dapat dengan mudah mengetahui kesibukan kantor tersebut yang tengah mempersiapkan pesta pernikahan. Hal ini seringkali melibatkan truk-truk pengangkut dekorasi hingga katering yang parkir di area yang terbatas.

Senada dengan Azli, warga setempat bernama Niman (48) mengungkapkan kekesalannya. Ia mengatakan, aktivitas truk pengangkut dekorasi hingga katering sering mendapat teguran dari warga karena mengganggu kelancaran lalu lintas. “Sebab bikin macet waktu itu kan. Makanya mobil-mobil truk-truk itu masuk, bisa 5-6 truk sekali mau jalan buat angkut peralatan dekor itu gitu. Makanya diprotes warga, pindah gitu,” ucap Niman.

Niman menambahkan, truk-truk yang digunakan WO tersebut merupakan kendaraan sewaan. Hal ini membuat kendaraan tersebut tidak terlihat terparkir secara permanen di sekitar kantor. “Ya enggak tahu (truk) itu kan sewaan semua. Bukan bukan milik pribadi ya. Kayak buat ngangkut-ngangkut makan-makanan itu yang buat ke tempat acara,” jelas Niman.

Ia membandingkan sistem sewa tersebut dengan layanan pengiriman barang. “Kayak Lalamove itu, sewa semua, bukan pribadi yang saya tahu yang seperti itu. Sewa per harinya berapa (harga), saya kurang tahu pokoknya sewa. Dia bukan pribadi,” ujarnya.

Dugaan Penipuan Merebak

Keluhan warga terkait aktivitas truk ini muncul seiring terungkapnya kasus dugaan penipuan oleh WO tersebut. Kasus ini pertama kali mencuat dari unggahan seorang perias pengantin di TikTok pada Sabtu (6/12/2025). Unggahan tersebut melaporkan adanya pernikahan bermasalah di Jakarta Barat dan Jakarta Utara.

Advertisement

Salah seorang korban, Tamay (26), menjelaskan kronologi awal mencuatnya kasus ini. “Jadi dia ada beberapa acara hari Sabtu itu, terus ternyata bermasalah. Katering makanannya enggak datang, cuma ada dekornya,” jelas Tamay saat dihubungi Kompas.com, Minggu (7/12/2025).

Dugaan penipuan ini semakin meluas setelah perias pengantin mengunggah kejadian tersebut di media sosial TikTok. Warganet yang mengaku sebagai korban lain kemudian membanjiri kolom komentar. Para korban kemudian berkomunikasi lebih lanjut melalui grup obrolan WhatsApp untuk menyamakan informasi dan mendiskusikan modus operandi WO.

Dari hasil diskusi para korban, WO tersebut diduga memberikan penawaran harga yang menggiurkan secara serentak untuk menarik banyak pelanggan. Saat ini, pihak WO sudah dibawa ke Mapolres Jakarta Utara, diikuti oleh korban yang ingin mengetahui kejelasan dugaan penipuan ini. “Ini semua sudah di Polres Jakarta Utara. Termasuk owner-nya, semuanya, marketingnya. Mereka berkelit. Pokoknya enggak jelas lah, kami enggak dapat titik terangnya,” ujar Tamay.

Namun, proses hukum menemui kendala. Beberapa korban yang acaranya sudah berlangsung dimintai keterangan. Sedangkan korban yang acaranya baru akan dilaksanakan, seperti Tamay yang berencana menikah pada April 2026, belum dapat diproses lebih lanjut. Kasus mereka dianggap belum termasuk tindak pidana penipuan karena acara belum terjadi.

“Yang dipanggil orang-orang yang acaranya udah selesai. Kami yang acaranya masih lama enggak bisa diganti (uangnya), karena acaranya belum terjadi. Cuma kan kami meminimalisir jangan terjadi,” tutur Tamay.

Informasi yang beredar di media sosial dan grup korban menyebutkan, pemilik WO sempat dibawa ke Mapolda Metro Jaya oleh salah satu keluarga korban. Setelah pemeriksaan selama empat jam, pemilik WO dibebaskan dengan alasan telah bernegosiasi dengan korban.

Advertisement