Berita

Syaiful Huda Mendesak Pemerintah Antisipasi Bibit Siklon Tropis 93S, Ingatkan Jangan ‘Denial’

Advertisement

Wakil Ketua Komisi V DPR RI, Syaiful Huda, mendesak pemerintah untuk segera melakukan mitigasi terkait peringatan munculnya bibit siklon tropis 93S di Samudra Hindia. Fenomena ini berpotensi membawa hujan lebat di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT), Bali, hingga perairan Jawa. Huda mengingatkan agar pemerintah tidak menganggap remeh peringatan yang telah dikeluarkan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Pendekatan Saintifik dan Mitigasi Bencana

“Kami meminta pemerintah mengedepankan pendekatan saintifik dalam menghadapi peringatan BMKG terkait fenomena munculnya bibit siklon tropis 93S di wilayah timur Indonesia. Pendekatan saintifik diharapkan bisa meminimalkan dampak potensi bencana hidrometeorologi seperti yang terjadi di wilayah Sumatera pekan lalu,” kata Huda kepada wartawan, Jumat (12/12/2025).

Ia menambahkan, “Jangan denial atau menganggap remeh peringatan yang diberikan oleh BMKG.”

Menurut Huda, BMKG telah memprediksi bibit siklon tropis 93S dapat memicu gelombang tinggi di perairan selatan Jawa Timur hingga NTT. Hal ini menandakan perlunya antisipasi bagi masyarakat di wilayah pesisir selatan Jawa Timur, Bali, dan NTT dalam menghadapi cuaca buruk.

“Bibit siklon tropis 93S ini juga bisa memicu hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di wilayah Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Ini berarti potensi banjir bandang dan longsor sewaktu-waktu bisa terjadi. Masyarakat di wilayah-wilayah rawan longsor harus mendapatkan perhatian khusus agar tidak menjadi korban bencana seperti di Aceh, Sumbar, dan Sumut,” ujarnya.

Koordinasi Pusat dan Daerah untuk Early Warning

Huda mendorong pemerintah pusat untuk berkomunikasi intensif dengan pemerintah daerah terkait upaya mitigasi bencana. Ia berharap warga di daerah yang berpotensi terdampak dapat menerima informasi lebih cepat.

Advertisement

“Pemerintah harus early warning berdasarkan kearifan daerah masing-masing. Bisa dengan sirene, pengeras suara tempat ibadah, hingga kentongan sehingga saat terjadi banjir dan tanah longsor warga bisa langsung mengungsi. Pemerintah juga harus menyiapkan titik evakuasi sehingga memudakan warga di wilayah rawan bencana berkumpul di titik aman sebelum diarahkan ke lokasi pengungsian,” ucapnya.

Analisis BMKG Terkait Bibit Siklon Tropis 93S

Sebelumnya, Kepala BMKG, Teuku Faisal Fathani, mengungkapkan bahwa dampak tidak langsung dari bibit siklon tropis 93S adalah mengakibatkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di beberapa wilayah, antara lain:

  • Bali
  • Nusa Tenggara Barat (NTB)
  • Nusa Tenggara Timur (NTT)

Selain itu, gelombang tinggi kategori sedang (1,25-2,5 meter) berpotensi terjadi di:

  • Samudra Hindia selatan Jawa Timur hingga NTT
  • Perairan selatan Jawa Timur
  • Selat Bali-Lombok-Alas bagian selatan

Berdasarkan hasil analisis BMKG, kecepatan angin maksimum di sekitar sistem saat ini mencapai 15 knot (28 km/jam) dengan tekanan minimum 1009 hPa. Pengamatan ini menunjukkan awan konvektif di sekitar 93S belum terorganisasi dengan baik, sehingga proses penguatan sistem diprakirakan berlangsung lambat dalam 24 jam ke depan.

Advertisement