Tren

Spalletti Marah Besar Usai Juventus Kalahkan Pisa 2-0: “Kami Seharusnya Lakukan Lebih Baik”

Juventus berhasil meraih kemenangan 2-0 atas Pisa dalam lanjutan Liga Italia pada Minggu (28/12/2025). Namun, hasil positif di Cetilar Arena ini justru membuat pelatih Luciano Spalletti meluapkan kemarahan besar terhadap performa anak asuhnya.

Meski membawa pulang tiga poin berkat gol Pierre Kalulu dan Kenan Yildiz, Spalletti mengaku tidak puas. Ia menyoroti bahwa timnya dinaungi keberuntungan besar, terutama setelah gawang mereka selamat dari kebobolan dua kali akibat tembakan Stefano Moreo dan Matteo Tramoni yang membentur tiang.

Klik mureks.co.id untuk tahu artikel menarik lainnya!

Kemenangan ini memang menjadi yang ketujuh bagi Juventus dalam delapan laga terakhir di semua kompetisi, sekaligus memanaskan persaingan Scudetto. Namun, Spalletti menegaskan bahwa status tim besar tidak ada artinya tanpa pembuktian konsisten di lapangan.

Diselamatkan Dewi Fortuna

Juventus tampil di bawah standar, terutama pada akhir babak pertama dan awal paruh kedua. Intensitas permainan Pisa membuat lini pertahanan Si Nyonya Tua kewalahan.

“Tempo kami lambat, 6-7 menit terakhir dan 6-7 menit pertama babak kedua buruk. Pisa menyebabkan masalah dengan intensitas mereka dan kami beruntung dalam situasi tersebut,” aku Spalletti kepada Sky Sport Italia.

Situasi mulai berubah di babak kedua setelah masuknya pemain pengganti yang memberikan dampak instan. Kreativitas di sepertiga akhir lapangan mulai terlihat nyata lewat aksi Edon Zhegrova dan David.

“Di babak kedua, kami memiliki kualitas lebih, lebih inventif… Kami mampu mencetak gol dan pada momen itu saya merasa itu pantas, karena kami menciptakan ruang di dalam kotak penalti,” lanjutnya.

Spalletti tak segan menyebut timnya harus segera berbenah jika ingin terus bersaing. “Kami seharusnya melakukan lebih baik dan kami perlu melakukan lebih baik,” tegas pelatih berkepala plontos itu.

Perjudian Edon Zhegrova Berbuah Manis

Masuknya Edon Zhegrova menjadi titik balik permainan, meski sang pemain sebenarnya tidak dalam kondisi fit. Spalletti mengakui mengambil risiko besar dengan memainkannya demi membongkar pertahanan lawan.

“Zhegrova menderita flu dan demam tinggi selama tiga hari, jadi saya ragu dia bisa bertahan 35 menit. Tapi kami harus mengambil risiko itu karena kami kesulitan menciptakan ruang,” kenangnya.

Perjudian itu terbayar lunas ketika Zhegrova terlibat dalam proses gol pembuka. Selain itu, Fabio Miretti juga mendapat kredit khusus berkat aksi impresifnya di masa injury time.

“Jujur saya pikir dia (Zhegrova) tidak akan bermain sebaik itu dalam situasi tersebut. Khephren Thuram meningkat seiring berjalannya waktu, saya sangat menyukai Miretti ketika dia masuk, jadi kemenangan ini meningkatkan kepercayaan diri kami,” imbuhnya.

Eksperimen Gagal Koopmeiners

Spalletti juga menyoroti performa Teun Koopmeiners yang kembali dimainkan di lini tengah setelah beberapa pekan mengisi pos pertahanan. Perubahan posisi dan rotasi pemain sayap dinilai memengaruhi ritme permainan sang gelandang.

“Dengan berbagai situasi minggu ini, saya harus melakukan perubahan. Koopmeiners tidak menunjukkan kualitas seseorang dalam peran itu, tetapi mungkin perubahan itu memengaruhinya,” jelasnya.

Menutup wawancara, Spalletti mengingatkan timnya untuk tidak terlena dengan status unggulan. “Masalah kami adalah kami tim yang kuat, tapi kami harus membuktikannya setiap kali melangkah ke lapangan, dan kami berada di bawah standar dalam banyak hal selama babak pertama,” pungkasnya.

Mureks