Sekretaris Kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya menjadi salah satu sosok sentral dalam setiap kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke wilayah terdampak bencana di Sumatera. Ia tak hanya mendampingi, tetapi juga berperan aktif sebagai penghubung aspirasi warga kepada pemerintah.
Peran tersebut terlihat jelas saat Presiden Prabowo meninjau posko pengungsian korban banjir dan longsor di SD Negeri 05 Kayu Pasak Palembayan, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Teddy, yang turut mendampingi, tampak memegang buku catatan kecil dan pulpen di tangannya.
Ia mendekati seorang ibu korban yang mengalami luka di wajah, yang telah ditangani oleh dokter kepolisian di posko kesehatan. Setelah berbincang, sejumlah ibu-ibu lain turut mendekat, menyampaikan keluhan dan kebutuhan mereka. Tentara berpangkat letnan kolonel itu pun sigap mencatat setiap masukan yang disampaikan.
Dalam kunjungan tersebut, Presiden Prabowo mengungkapkan rasa senangnya atas sambutan baik warga, meskipun mereka berada dalam kondisi sulit. “Kami datang, kami hanya ingin lihat, ingin beri semangat, ingin menyampaikan kalian tidak sendiri, kami akan bekerja untuk kalian semuanya,” kata Prabowo.
Di hadapan para pengungsi, Prabowo juga menegaskan komitmen pemerintah untuk mempercepat pemulihan bencana. Salah satu targetnya adalah pembangunan hunian sementara (huntara) bagi korban dapat rampung dalam sebulan. “Saya gembira sudah melihat rumah-rumah hunian sementara sudah mulai dibangun, bisa selesai hunian sementara sebulan supaya Bapak-bapak, Ibu semua tidak perlu tinggal di tenda,” ucap Prabowo.
Interaksi Langsung dengan Warga
Pada pekan sebelumnya, Seskab Teddy juga menunjukkan kedekatannya dengan warga saat mendampingi Presiden Prabowo mengunjungi wilayah terdampak banjir bandang di Aceh Tamiang, Jumat (12/12/2025). Momen menarik terjadi ketika Teddy sempat tertinggal rombongan Presiden.
Kejadian bermula saat teriakan warga memanggil nama Teddy dan melambaikan tangan. “Pak Teddy, Pak Teddy,” teriak sejumlah ibu-ibu sambil mengangkat ponsel mereka. Teddy kemudian merapat, bersalaman, dan bercanda untuk menenangkan warga yang tampak gugup.
Saat hendak kembali ke kendaraan, Teddy masih berada di kerumunan warga yang ingin bersalaman. Rombongan Presiden Prabowo ternyata sudah bergerak maju, membuat Teddy tertinggal dan sempat berlarian mengejar mobil. Karena tak terkejar, Teddy akhirnya menumpang mobil wartawan di bagian belakang iring-iringan.
“(Ketinggalan rombongan) iya tadi sempat nemuin warga dulu. Nggak enak mereka nungguin,” kata Teddy menjelaskan. Di dalam mobil wartawan, Teddy duduk di dekat pintu yang sengaja dibiarkan terbuka sedikit. Dari celah itu, ia terus melambaikan tangan ke arah warga yang berdiri di pinggir jalan, sesekali merespons panggilan mereka.
“Mereka disapa aja sudah cukup senang,” ujarnya. Warga di sepanjang jalan merespons dengan riuh; ada yang berseru memanggil namanya, ada yang berlari kecil sambil mengangkat ponsel, dan beberapa hanya tersenyum melihatnya.
Di sela obrolan singkat dengan wartawan, Teddy juga bercerita tentang kebiasaan Presiden Prabowo saat melintas di wilayah bencana. “Mobilnya pelan-pelan aja karena debu. Rangkaian di depan juga pelan supaya debunya nggak tinggi,” imbuhnya.
Pemerintah Pastikan Respons Cepat Bencana
Seskab Teddy juga menjelaskan bahwa pemerintah telah bekerja keras sejak laporan pertama bencana di Sumatera diterima. Seluruh elemen bersinergi untuk menangani lokasi terdampak.
Ia mengawali penjelasannya dengan menepis anggapan bahwa pemerintah lambat. “Jadi, yang pertama mengenai anggapan bahwa pemerintah itu lambat. Saya mau cerita begini,” kata Teddy di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (19/12).
Teddy memaparkan, Kepala BNPB Suharyanto sudah berada di Sumatera sejak awal bencana, berangkat dari Lumajang, Jawa Timur, karena di wilayah tersebut juga terjadi bencana. Setelah menerima laporan bencana banjir dan longsor di Sumatera, pemerintah segera mengerahkan personel TNI, Polri, BNPB, hingga BPBD untuk evakuasi dan penanganan awal.
Presiden Prabowo Subianto, lanjut Teddy, juga langsung menelepon kepala daerah di Sumatera untuk memastikan kondisi lapangan dan mengoordinasikan penanganan. “Kemudian, di hari itu juga, Bapak Presiden menginstruksikan, menginstruksikan Bapak Menko PMK, mengoordinasi segala kekuatan untuk sebesar-besarnya mobilisasi semua yang kita punya. Langsung ke sana,” ujar Teddy.
Dalam beberapa hari awal penanganan, pemerintah mengerahkan sekitar 80 unit pesawat dan helikopter dari Jawa dan Sumatera ke lokasi bencana. “Kemudian di tanggal 27 itu juga, beberapa heli sampailah ke Bandara Aceh. Angkat genset PLN, angkat logistik. Sama, tidak ada media di situ. Tidak ada kamera di situ,” ucap Teddy.
Teddy menegaskan bahwa pemerintah telah bekerja menangani bencana Sumatera sejak hari pertama laporan diterima. “Jadi itu semuanya sejak hari pertama, saya pastikan sudah berjuang keras, secepat mungkin di sana. Dan sampai sekarang, totalnya mungkin lebih dari 80 helikopter, pesawat, TNI, Polri, Basarnas, polisi, gabungan swasta, dibantu rekan-rekan semuanya,” imbuhnya.






