Kondisi pendidikan di Kampung Batu Payung, Desa Sorongan, Kecamatan Cibaliung, Pandeglang, Banten, memprihatinkan. Sebuah sekolah kelas jauh, SDN 2 Sorongan, menghadapi tantangan berat dengan fasilitas minim dan bangunan yang rusak parah.
Anggota DPRD Provinsi Banten, Rifky Hermiansyah, menyoroti kondisi sekolah yang berlokasi di kawasan Perhutani tersebut. Bangunan sekolah terbuat dari kayu yang sudah lapuk dimakan usia. Atap plafon jebol di hampir seluruh sisi, dengan kerangka atap yang rapuh. Saat hujan, air langsung menggenangi ruang kelas, memaksa kegiatan belajar mengajar terhenti.
Keadaan diperparah dengan minimnya tenaga pengajar. Bapak Armani, seorang guru berstatus PPPK Kabupaten Pandeglang yang telah mengabdi selama 17 tahun, menjadi satu-satunya pengajar untuk 22 siswa yang tersebar dari kelas satu hingga enam. Seluruh siswa terpaksa belajar dalam satu ruangan tanpa sekat, berdesakan di lantai tanah beralaskan tikar seadanya, dengan meja dan kursi yang juga sudah rapuh.
Fasilitas dasar seperti MCK (Mandi, Cuci, Kakus) yang layak juga tidak tersedia bagi siswa maupun guru. Ditambah lagi, sekolah tersebut belum teraliri listrik.
Meskipun dalam kondisi memprihatinkan, SDN 2 Sorongan kelas jauh ini menjadi satu-satunya akses pendidikan bagi anak-anak warga yang bermukim di area Perhutani. Lokasi sekolah yang berada di lahan milik Perhutani menjadi kendala utama dalam upaya perbaikan gedung oleh pemerintah.
Rifky Hermiansyah mengaku telah berkomunikasi dengan Gubernur Banten, Andra Soni, serta kementerian terkait untuk mencari solusi. Ia mengusulkan agar Pemerintah Provinsi Banten memfasilitasi hibah lahan dari Perhutani agar perbaikan gedung dapat segera dilaksanakan.
Menurut Rifky, pemerintah pusat melalui Sekretariat Kabinet (Seskab) telah melakukan survei lokasi. Ada harapan perbaikan terhadap kelas yang rusak tersebut akan segera terealisasi. Selain perbaikan gedung, akses menuju sekolah juga menjadi perhatian. Pembangunan jembatan gantung dan pengerasan jalan diusulkan untuk mempermudah distribusi material pembangunan dan akses siswa.






