Berita

Fadli Zon Pastikan Revitalisasi Gedung Sarekat Islam di Semarang Dimulai 2026

Advertisement

Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon melakukan kunjungan kerja ke Gedung Sarekat Islam (SI) di Kota Semarang pada Jumat (19/12/2025). Bangunan bersejarah yang telah ditetapkan sebagai cagar budaya tingkat kota ini menjadi fokus perhatian Kemenbud untuk direvitalisasi.

Dalam kunjungannya, Fadli Zon menekankan pentingnya nilai historis gedung tersebut sebagai saksi bisu perjalanan bangsa. “Gedung ini memiliki nilai sejarah yang sangat tinggi karena menjadi saksi perjalanan penting bangsa, sejak masa pergerakan nasional hingga perjuangan mempertahankan kemerdekaan. Tapak sejarahnya masih berada di tempat ini dan format bangunannya pada dasarnya masih sama,” ujar Fadli Zon.

Penetapan Gedung Sarekat Islam sebagai Cagar Budaya tingkat Kota Semarang menjadi dasar bagi Kementerian Kebudayaan untuk memperkuat upaya pelestarian. Ke depan, Kemenbud akan berkoordinasi intensif dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang, pengurus yayasan, serta komunitas budaya setempat.

Koordinasi ini bertujuan membahas langkah-langkah perbaikan, revitalisasi, dan pengelolaan gedung secara berkelanjutan. “Kami akan berkoordinasi dengan Pemerintah Kota Semarang, pengurus yayasan, serta komunitas yang ada untuk membahas bagaimana perbaikan dan revitalisasi gedung ini dapat dilakukan, sekaligus pengembangan pemanfaatannya agar benar-benar memberi manfaat bagi masyarakat,” kata Fadli Zon.

Kemenbud berharap Gedung Sarekat Islam dapat dikembangkan menjadi ruang budaya dan edukasi yang terbuka bagi publik. Pemanfaatannya diarahkan untuk mendukung beragam aktivitas kebudayaan dan pendidikan, seperti seminar, diskusi, dialog, kajian, pengajian, serta kegiatan literasi sejarah dan sastra, termasuk pembacaan puisi dan pameran foto-foto sejarah.

“Gedung ini diharapkan memiliki ruang edukasi yang bisa dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan yang bermanfaat, sehingga dapat berfungsi sebagai ruang serbaguna berbasis budaya,” jelas Fadli Zon. Ia menegaskan, Kemenbud akan mendorong program revitalisasi gedung ini pada tahun 2026.

Saat meninjau, Fadli Zon berdialog dengan para pengurus Sarekat Islam, membahas sejarah dan perawatan bangunan. Ia mengapresiasi keaslian bangunan yang masih terjaga baik. Struktur kayu, menurutnya, masih sesuai dengan dokumentasi foto era 1920-an, dengan perubahan terbatas pada pewarnaan atau lapisan pelindung.

Advertisement

“Secara keseluruhan, tingkat keaslian bangunan ini masih sekitar 70 hingga 80 persen. Itu sudah lebih dari cukup, karena yang paling penting adalah tapak sejarahnya tetap terjaga, sementara penyesuaian kecil dilakukan sebagai bagian dari adaptasi terhadap kebutuhan masa kini,” tutur Fadli Zon.

Kemenbud juga akan meninjau kemungkinan peningkatan status Gedung Sarekat Islam menjadi cagar budaya tingkat provinsi atau nasional. Langkah ini diharapkan dapat memperkuat dukungan kebijakan dan mempermudah akses terhadap anggaran pelestarian. “Ke depan akan kita lihat kemungkinan untuk ditingkatkan menjadi cagar budaya tingkat provinsi atau bahkan nasional, yang tentu akan mempermudah dukungan anggaran untuk perbaikannya,” pungkas Fadli Zon.

Gedung seluas sekitar 1.000 m² ini merupakan bangunan asli yang pada masa lalu digunakan oleh Sarekat Islam. Jejak dan penanda sejarahnya masih dapat ditemukan hingga kini. Gedung ini menjadi saksi berbagai peristiwa bersejarah, mulai dari masa pergerakan nasional, perjuangan kemerdekaan, hingga Perang Lima Hari di Semarang. Tercatat pula, gedung ini pernah menjadi ruang pertemuan tokoh-tokoh bangsa dari berbagai daerah untuk berdiskusi isu kebangsaan jauh sebelum Indonesia merdeka.

Sebagai bagian dari komitmen pelindungan dan pemajuan kebudayaan, Kemenbud terus bersinergi dengan pemerintah daerah, pengelola, dan komunitas budaya. Harapannya, Gedung Sarekat Islam dapat terus terjaga keasliannya dan dimanfaatkan secara berkelanjutan sebagai ruang edukasi, dialog, dan kebudayaan yang memperkuat ingatan kolektif serta kesadaran sejarah masyarakat.

Kunjungan ini turut dihadiri oleh Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng Pramestuti, Asisten Ekonomi, Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat Kota Semarang Hernowo Budi Luhur, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang Indriyasari, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Semarang Suwarto, Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah X Manggar Sari Ayuati, serta pengurus Yayasan Bani Muslimin Indonesia.

Advertisement