Pemerintah Arab Saudi kembali menegaskan dukungannya terhadap pemerintah Yaman dalam menghadapi konfrontasi militer dengan pasukan separatis, menyerukan penarikan diri secara damai dari provinsi-provinsi yang baru direbut. Sementara itu, ketegangan di Timur Tengah juga meningkat dengan insiden penabrakan warga Palestina oleh tentara Israel dan serangan penusukan-penabrakan oleh pria Palestina yang menewaskan dua warga Israel. Kabar baik datang dari Asia Tenggara, di mana Thailand dan Kamboja sepakat untuk gencatan senjata segera setelah berminggu-minggu bentrokan perbatasan.
Arab Saudi Desak Separatis Yaman Mundur di Tengah Eskalasi Konflik
Pernyataan tegas dari Riyadh ini disampaikan pada Sabtu (27/12/2025), sehari setelah laporan serangan udara Saudi terhadap posisi separatis di provinsi Hadramawt, Yaman. Arab Saudi mendesak kelompok separatis untuk mundur dari wilayah yang mereka kuasai.
Klik mureks.co.id untuk tahu artikel menarik lainnya!
Kelompok separatis yang didukung Uni Emirat Arab ini berupaya menghidupkan kembali negara Yaman Selatan yang sebelumnya merdeka. Mereka berhasil merebut sejumlah wilayah Yaman dalam beberapa pekan terakhir, namun menyatakan tidak gentar setelah serangan udara Arab Saudi pada Jumat (26/12) menghantam posisi mereka.
Jenderal Turki al-Malki, juru bicara kelompok koalisi pimpinan Saudi, menegaskan bahwa mereka akan bertindak “secara langsung dan pada saat yang tepat … untuk melindungi warga sipil,” seperti dikutip kantor berita Saudi, SPA. Washington, yang menganggap Arab Saudi dan Uni Emirat Arab sebagai sekutu, menyerukan semua pihak untuk mengendalikan diri di tengah eskalasi ini.
Thailand dan Kamboja Sepakat Gencatan Senjata Setelah Konflik Mematikan
Di Asia Tenggara, Thailand dan Kamboja mencapai kesepakatan gencatan senjata “segera” pada Sabtu (27/12/2025). Kesepakatan ini diharapkan mengakhiri bentrokan perbatasan mematikan yang telah berlangsung selama berminggu-minggu.
Konflik tersebut telah menewaskan setidaknya 47 orang dan menyebabkan lebih dari satu juta orang mengungsi. Pertempuran yang melibatkan artileri, tank, drone, dan jet tempur ini menyebar ke hampir setiap provinsi perbatasan di kedua sisi, menggagalkan gencatan senjata sebelumnya yang diklaim oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Ketegangan di Israel-Palestina: Insiden Penabrakan dan Serangan Mematikan
Dari Tepi Barat yang diduduki, seorang tentara cadangan Israel menabrakkan kendaraannya ke seorang pria Palestina yang sedang salat. Insiden ini terjadi pada Kamis (25/12) waktu setempat.
Militer Israel dalam pernyataannya mengatakan, “Rekaman yang diterima menunjukkan seorang individu bersenjata menabrak seorang warga Palestina.” Mereka menambahkan bahwa individu tersebut adalah tentara cadangan dan kedinasan militernya telah dihentikan.
Tentara cadangan itu dinyatakan telah bertindak “dengan pelanggaran berat terhadap wewenangnya dan senjatanya telah disita,” demikian dilansir Reuters pada Sabtu (27/12/2025).
Sehari setelah insiden tersebut, ketegangan di Israel utara juga memuncak setelah seorang pria Palestina menewaskan dua orang dalam serangan penusukan dan penabrakan. Serangan pada Jumat (26/12) waktu setempat ini memicu operasi militer Israel terhadap desa pelaku di Tepi Barat yang diduduki.
Polisi Israel menyatakan, “Investigasi awal menunjukkan ini adalah serangan teror beruntun yang dimulai di kota Beit Shean, di mana seorang pejalan kaki ditabrak.” Korban diidentifikasi sebagai pria berusia 68 tahun.






