Pemerintah Somalia melayangkan protes keras terhadap Israel setelah negara Zionis itu secara resmi mengakui Somaliland sebagai negara merdeka. Mogadishu menilai langkah tersebut sebagai bentuk “agresi negara” dan pelanggaran terang-terangan terhadap kedaulatan salah satu negara di Afrika Timur.
Menteri Luar Negeri Somalia, Ali Omar, menegaskan bahwa pemerintahnya tidak akan tinggal diam. Ia menyatakan akan mengerahkan seluruh jalur diplomatik untuk melawan keputusan Israel tersebut.
Klik mureks.co.id untuk tahu artikel menarik lainnya!
“Kami akan menggunakan semua cara diplomatik yang tersedia untuk menentang tindakan agresi negara dan campur tangan Israel dalam urusan internal Somalia,” kata Omar, dikutip dari Al Jazeera pada Sabtu (27/12/2025).
Kecaman ini muncul sehari setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan pengakuan resmi terhadap Somaliland. Wilayah ini memisahkan diri dari Somalia sejak 1991, namun selama ini tidak pernah diakui oleh negara anggota PBB mana pun.
“Ini tidak akan pernah dapat diterima atau ditoleransi oleh pemerintah dan rakyat kami yang bersatu dalam membela integritas teritorial kami,” ujar Omar, menegaskan penolakan Somalia. Ia juga mendesak Israel “mencabut tindakan yang memecah belah dan mematuhi hukum internasional”.
Somaliland mendeklarasikan kemerdekaan usai perang saudara Somalia dan telah memiliki mata uang, bendera, serta parlemen sendiri. Meskipun relatif stabil, wilayah itu tetap dianggap bagian sah dari Somalia oleh komunitas internasional. Sengketa juga masih berlangsung di wilayah timurnya.
Presiden Somaliland, Abdirahman Mohamed Abdullahi, yang dikenal sebagai Cirro, dalam beberapa pekan terakhir telah memberi sinyal akan adanya pengakuan internasional. Di ibu kota Hargeisa, papan reklame bertuliskan janji pengakuan negara asing sempat bermunculan. Pada Jumat lalu, ribuan warga juga turun ke jalan merayakan langkah Israel, dengan bendera Israel dikibarkan di museum nasional.
Namun, bagi Somalia, pengakuan tersebut bukan sekadar isu teritorial. Omar menuding langkah Israel terkait dengan konflik Palestina.
“Salah satu faktor pendorongnya adalah penggusuran warga Palestina dari Gaza. Tujuan Israel dalam masalah itu sudah diketahui secara luas,” katanya.
Tudingan tersebut dibantah oleh Presiden Somaliland Cirro. Ia menegaskan pengakuan Israel “tidak ditujukan terhadap negara manapun dan tidak menimbulkan ancaman terhadap perdamaian regional”.
Netanyahu sendiri membingkai pengakuan Somaliland sebagai bagian dari semangat Perjanjian Abraham. Ia menyatakan akan memperjuangkan kepentingan Somaliland saat bertemu Presiden AS Donald Trump dan telah mengundang Cirro ke Israel, undangan yang diterima langsung oleh pemimpin Somaliland itu.
Penolakan terhadap pengakuan Somaliland juga datang dari Afrika dan dunia Arab. Ketua Uni Afrika, Mahamoud Ali Youssouf, memperingatkan bahwa pengakuan terhadap wilayah separatis itu akan menciptakan preseden berbahaya, bertentangan dengan prinsip tidak berubahnya batas negara pasca kemerdekaan.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Liga Arab, Ahmed Aboul Gheit, menyebut langkah Israel sebagai “serangan provokatif” dan pelanggaran nyata terhadap hukum internasional.






