Internasional

Somalia Kecam Keras Pengakuan Israel atas Somaliland, Sebut Agresi Negara Tak Dapat Ditoleransi

Advertisement

Pemerintah Somalia menuntut Israel mencabut pengakuannya terhadap Somaliland, wilayah yang memisahkan diri dari Somalia. Langkah Israel ini disebut Somalia sebagai bentuk agresi negara yang tidak dapat ditoleransi, memicu kecaman keras dari Mogadishu.

Menteri Negara Urusan Luar Negeri Somalia, Ali Omar, menegaskan kepada Al Jazeera bahwa pemerintahnya akan menempuh seluruh jalur diplomatik yang tersedia. Hal ini dilakukan untuk menentang apa yang disebutnya sebagai agresi negara dan campur tangan Israel dalam urusan internal Somalia.

Pantau terus artikel terbaru dan terupdate hanya di mureks.co.id!

Omar menyatakan, “Ini tidak akan pernah dapat diterima atau ditoleransi oleh pemerintah dan rakyat kami yang bersatu mempertahankan keutuhan wilayah Somalia.” Ia juga mendesak Israel untuk membatalkan langkah yang dinilainya memecah belah dan mematuhi hukum internasional.

Kecaman keras dari Somalia ini muncul sehari setelah Israel menjadi negara pertama di dunia yang secara resmi mengakui Somaliland pada Sabtu, 27 Desember 2025. Pengakuan tersebut segera memicu reaksi negatif dari sejumlah negara Afrika dan Arab.

Langkah Israel juga menimbulkan kekhawatiran luas bahwa pengakuan itu berkaitan dengan rencana Tel Aviv untuk memaksa pemindahan warga Palestina dari Gaza. Omar secara eksplisit menuding pengakuan Israel atas Somaliland berkaitan dengan upaya tersebut. “Salah satu faktor pendorongnya adalah pemindahan paksa warga Palestina dari Gaza. Itu sudah menjadi tujuan Israel,” ujarnya.

Somaliland sendiri telah memisahkan diri dari Somalia sejak tahun 1991, menyusul perang saudara berkepanjangan. Meskipun telah memiliki mata uang, bendera, dan parlemen sendiri, wilayah ini belum pernah mendapat pengakuan dari satu pun negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa. Beberapa wilayah di bagian timurnya juga masih menjadi sengketa, menambah kompleksitas status politiknya.

Sebelumnya, Presiden Somaliland Abdirahman Mohamed Abdullahi, atau yang dikenal dengan nama Cirro, telah memberi sinyal selama beberapa pekan bahwa pengakuan dari sebuah negara akan segera datang. Di ibu kota Hargeisa, papan-papan reklame bahkan terpasang untuk mengabarkan kepada warga bahwa pengakuan internasional sudah di depan mata.

Advertisement

Cirro membela keputusan tersebut, menegaskan bahwa pengakuan Israel tidak ditujukan untuk merugikan negara mana pun atau mengancam stabilitas kawasan. Ribuan warga Hargeisa juga turun ke jalan merayakan pengakuan tersebut, dengan bendera Israel dipasang di museum nasional sebagai simbol berakhirnya isolasi diplomatik selama lebih dari 30 tahun.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut pengakuan terhadap Somaliland sejalan dengan semangat Abraham Accords. Ia juga menyatakan akan memperjuangkan isu tersebut dalam pertemuannya dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, serta telah mengundang Cirro ke Israel, undangan yang telah diterima.

Namun, Presiden AS Donald Trump menyatakan tidak akan mengikuti langkah Israel. Pernyataan ini disambut positif oleh Menteri Pekerjaan Umum Somalia, Ayub Ismail Yusuf, yang menyampaikan apresiasi melalui media sosial.

Di tingkat regional, Uni Afrika menolak segala inisiatif untuk mengakui Somaliland sebagai negara merdeka, dengan alasan hal itu akan menjadi preseden berbahaya. Liga Arab juga mengecam langkah Israel sebagai pelanggaran nyata terhadap hukum internasional dan prinsip kedaulatan negara.

Omar juga menyoroti kepentingan strategis Tanduk Afrika sebagai pendorong meningkatnya intervensi asing. “Pentingnya kawasan ini tidak pernah berubah. Hingga kini wilayah ini tetap krusial bagi perdagangan internasional,” jelasnya.

Advertisement
Mureks