Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Pandeglang, Banten, menggelar rekonstruksi kasus pembunuhan terhadap seorang tengkulak kelapa sawit. Sebanyak 46 adegan diperagakan untuk memperjelas rangkaian peristiwa yang berujung pada tewasnya korban.
“Kami Satreskrim Polres Pandeglang telah melaksanakan rekonstruksi berkaitan dengan adanya dugaan penganiayaan yang mengakibatkan seseorang meninggal dunia,” ujar Kanit Tipidum Satreskrim Polres Pandeglang, Robert Sangkala, Rabu (10/12/2025). Ia menambahkan, “Tadi sebanyak 46 adegan. Alhamdulillah kegiatan berjalan dengan lancar.”
Rekonstruksi ini bertujuan untuk memverifikasi seluruh rangkaian peristiwa hukum secara nyata. Robert menjelaskan, semua pihak yang terlibat, mulai dari saksi, korban (dalam hal ini perannya diperagakan), hingga pelaku, turut dihadirkan dalam proses tersebut. “Kalau yang mengikuti rekonstruksi banyak ada beberapa saksi, baik dari pelapor, pelaku,” katanya.
Menurut Robert, rekonstruksi yang digelar tidak mengungkap fakta-fakta baru. Seluruh rangkaian kejadian sesuai dengan berita acara pemeriksaan yang telah dibuat sebelumnya. “Sementara ini berdasarkan hasil pemeriksaan dan rekonstruksi sesuai, tapi ada dari kuasa hukum menyampaikan ada beberapa hal kekurangan yang mereka sampaikan,” jelasnya.
Motif Perebutan Sawit dan Lahan Parkir
Sebelumnya, seorang pria bernama Aang Humaedi (34) ditemukan tewas di Pandeglang, Banten, dengan luka bacok di tubuhnya. Korban diduga menjadi korban pembacokan oleh pelaku berinisial A alias Duo (35).
Peristiwa tragis ini terjadi di Kampung Rancasadang, Desa Cikalog, Kecamatan Cibitung, Kabupaten Pandeglang. Pemicu perkelahian antara pelaku dan korban diduga kuat karena persoalan perebutan penjualan buah sawit serta sengketa lahan parkir.
Dalam konfrontasi tersebut, korban Humaedi tewas seketika. Dua rekan korban yang berusaha melerai juga mengalami luka berat. Sementara itu, pelaku A alias Duo dilaporkan mengalami luka sayatan senjata tajam di bagian punggungnya.
