Menjelang penghujung tahun 2025, Syarif Yunus, seorang Dosen Unindra sekaligus Ketua Dewas DPLK Sinarmas AM dan penulis 54 buku, membagikan pandangannya tentang kemandirian dan tanggung jawab pribadi. Pesan ini ia sampaikan dalam sebuah obrolan ringan bersama keluarga di Kota Lama Semarang, pada Kamis, 25 Desember 2025, saat menjemput anak bungsunya yang sedang libur kuliah.
Dalam kesempatan tersebut, Syarif Yunus berpesan kepada ketiga anaknya, menantu, dan istrinya bahwa kekuatan sejati seseorang lahir ketika mampu bangkit tanpa tepuk tangan dan tetap tegak melangkah tanpa sorotan. Ia menekankan pentingnya menjadi diri sendiri, tidak mengikuti pikiran atau prasangka orang lain. Hal ini bukan berarti menolak kehadiran orang lain, melainkan tidak menjadikannya syarat untuk bertahan dalam hidup.
Simak artikel informatif lainnya hanya di mureks.co.id.
Menurut Syarif Yunus, saat diri sendiri menjadi sandaran utama, hidup terasa lebih jujur. Fondasi kehidupan berada di dalam diri, bukan di tangan orang lain, sehingga seseorang tidak mudah runtuh. Ia menegaskan bahwa sehebat atau sekacau apapun hidup, itu adalah tanggung jawab pribadi. Hidup dibangun oleh keyakinan personal atas bimbingan Allah SWT, bukan bergantung pada belas kasihan apalagi skenario orang lain.
Oleh karena itu, ia mengajak untuk terus mengikhtiarkan hal-hal baik dengan sungguh-sungguh, selebihnya mempercayakan kepada Sang Pencipta. Keinginan sebaik apapun tidak akan terwujud hanya dengan berharap, apalagi mengikuti pikiran orang lain. Dari sini tersirat pesan bahwa setiap individu harus terus melangkah di atas kekuatan kaki sendiri, dan setiap langkah menuntut keberanian untuk gagal dan bangkit kembali. Siklus hidup memang demikian, ada menang ada kalah, ada senang ada sedih, asalkan tetap berdiri tegak tanpa pengaruh orang lain.
Pola pikir yang kokoh mungkin terasa keras dan tidak disukai banyak orang. Namun, di balik pola pikir tersebut, lahir ketangguhan alami. Seseorang yang tumbuh dan sadar bahwa tidak semua tangan akan siap menolong dan tidak semua keadaan akan ramah, akan melahirkan kemandirian. Kemandirian ini memungkinkan seseorang mampu mengambil keputusan serta memiliki keteguhan menghadapi konsekuensi tanpa menyalahkan siapa pun. Semuanya adalah tanggung jawab pribadi, dan semuanya memiliki konsekuensi.
Catatan Akhir Tahun 2025: Realitas Hidup dan Tanggung Jawab Pribadi
Syarif Yunus menyoroti beberapa realitas yang terjadi menjelang akhir tahun 2025 sebagai contoh. Ia menyebutkan, “Hari ini Ridwan Kamil dihujat. Aura Kasih difitnah. Banyak koruptor di penjara, sebagian rakyat dizolimi, dan pemerintah pun dianggap tidak becus mengurus bencana Sumatera.”
Dari berbagai realitas tersebut, ia mengambil pelajaran penting bahwa di mana pun kita berada, kita tidak akan pernah mampu menyenangkan semua orang. Oleh karena itu, ia menyarankan untuk kembali pada pikiran dan perbuatan diri sendiri, karena semuanya adalah tanggung jawab pribadi.
Nilai terbesar dari cara berpikir dan sikap kokoh ini bukan sekadar hasil yang dicapai, melainkan karakter yang terbentuk. Perjalanan dan perjuangan akan terus berlanjut ke depan. Saat berhasil, seseorang akan mengetahui buah dari jerih payahnya sendiri. Saat gagal pun, seseorang akan belajar tanpa kehilangan harga diri. Dari sana, terbangun harkat dan martabat yang terus tumbuh berproses, serta kekuatan batin yang kian kokoh.
Suka dan duka, pahit dan manis, akan selalu ada dalam hidup. Maka, mampu bangkit tanpa tepuk tangan dan tetap tegak melangkah tanpa sorotan itulah semangatnya. Syarif Yunus mengingatkan bahwa siapa pun tidak harus sempurna, sebab kesempurnaan hanya milik Sang Pencipta. Mengejar kesempurnaan bisa membuat kita lupa bahwa ada keindahan dalam ketidaksempurnaan. Terkadang, dalam kekurangan, kita menemukan kekuatan dan keunikan yang tidak dimiliki oleh orang lain.
“Jadi berjalanlah di atas kaki sendiri, jangan berproses di atas pikiran dan prasangka orang lain. Tidak semua orang harus disenangkan, dan tidak semua urusan harus digubris. Teruslah melangkah atas niat baik, ikhtiar dan doa yang terus dipanjatkan,” tutup Syarif Yunus.






