Internasional

Purbaya: “Saya Dapatnya Negatif,” Soroti Restitusi Pajak Batu Bara yang Rugikan Negara

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengungkapkan kekesalannya terhadap kebijakan restitusi pajak yang menyebabkan penerimaan negara, khususnya dari sektor pertambangan batu bara, menjadi negatif. Menurut Purbaya, praktik ini justru membuat pemerintah mensubsidi perusahaan-perusahaan batu bara yang sudah mapan.

“Tapi ditarik di restitusi, saya dapatnya negatif. Jadi saya memberi subsidi perusahaan batu bara yang udah pada kaya itu. Menurut Anda, wajar nggak?” ujar Purbaya dalam press briefing akhir tahun pada Rabu (31/12/2025).

Simak artikel informatif lainnya hanya di mureks.co.id.

Purbaya menjelaskan bahwa perusahaan tambang batu bara telah membayar Pajak Penghasilan (PPh) dan royalti. Namun, dana tersebut kemudian ditarik kembali melalui mekanisme restitusi, yang pada akhirnya membuat penerimaan pemerintah dari sektor ini justru minus.

Ia menegaskan bahwa kondisi ini bertentangan dengan amanat Pasal 3 Ayat 3 Undang-Undang Dasar 1945. Pasal tersebut menyatakan bahwa bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.

“Kalau ini nggak kan, diambil tanah, diambil bumi, saya (pemerintah) bayar (restitusi) juga,” tegasnya, menyoroti kerugian yang dialami negara.

Oleh karena itu, Purbaya mendorong penerapan bea keluar (BK) untuk ekspor batu bara, yang selama ini belum dikenakan. Ia menyadari bahwa usulan ini akan memicu protes dari kalangan pengusaha batu bara.

Meski demikian, Purbaya meyakini bahwa kebijakan bea keluar akan menguntungkan semua pihak, baik pengusaha maupun negara dan masyarakat. Setoran dari sektor batu bara ini, lanjutnya, akan dialokasikan untuk pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

“Kita cari yang optimal untuk semuanya, untuk pengusaha maupun untuk negara, untuk masyarakat juga. Kan pajaknya bukan saya pake makan-makan, tapi tadi makan-makan ya? Kita pake untuk program-program yang bisa memakmurkan masyarakat. Misalnya kayak bencana di Aceh, dari mana uangnya? Program pendidikan dari mana? Gitu kira-kira,” pungkas Purbaya.

Mureks