Berita

Puan Maharani Tepis Usulan Koalisi Permanen: Fokus Bencana, Politik Nanti

Advertisement

Ketua DPR RI Puan Maharani enggan menanggapi usulan pembentukan koalisi permanen yang dilontarkan salah satu partai politik. Menurutnya, hal tersebut masih terlalu jauh untuk dibicarakan mengingat Pemilihan Umum (Pemilu) 2029 masih memerlukan waktu yang panjang.

“Urusan politik masih jauh,” ujar Puan dalam konferensi pers di Kompleks DPR/MPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (8/12/2025).

Politikus PDI-P ini menekankan prioritas saat ini adalah menangani dampak bencana alam yang tengah melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Ia mengajak semua pihak untuk fokus pada upaya pemulihan.

“Sekarang kita masih berduka karena musibah sedang melanda saudara-saudara kita di Aceh, di Sumut, di Sumbar. Jadi lebih baik kita sama-sama berdoa dulu. Kemudian menyelesaikan permasalahan bencana ini,” ucap Puan.

Puan menambahkan, urusan politik dapat dibahas kembali setelah situasi nasional kembali stabil dan normal.

“Jadi kita bicarakan setelah kondisi dan situasi Indonesia kembali normal. Semuanya aman dan saudara kita pulih dan Indonesia normal lagi,” katanya.

Usulan Koalisi Permanen dari Golkar

Sebelumnya, Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia mengusulkan pembentukan koalisi permanen demi mewujudkan stabilitas politik di bawah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Usulan ini disampaikan Bahlil saat puncak Hari Ulang Tahun (HUT) ke-61 Partai Golkar di Istora Senayan, Jakarta, Jumat (5/12/2025) malam.

“Partai Golkar berpandangan Bapak Presiden, bahwa pemerintahan yang kuat dibutuhkan stabilitas. Lewat mimbar yang terhormat ini, izinkan kami menyampaikan saran, perlu dibuatkan koalisi permanen,” ujar Bahlil dalam sambutannya.

Advertisement

Bahlil mengkritisi pola koalisi yang dianggapnya tidak stabil.

“Jangan koalisi on-off, on-off. Jangan koalisi in-out. Jangan koalisi di sana senang, di sini senang, di mana-mana hatiku senang,” sambungnya.

Menurut Bahlil, Indonesia perlu memiliki prinsip kuat dalam membangun kerangka koalisi yang tepat, di mana penderitaan maupun kebahagiaan harus dirasakan bersama.

“Kalau mau menderita, menderita bareng-bareng. Kalau mau senang, senang bareng-bareng,” tegas Bahlil.

Dalam kesempatan yang sama, Bahlil menyampaikan salah satu keputusan Musyawarah Nasional (Munas) Partai Golkar. Munas tersebut memutuskan agar Partai Golkar sepenuhnya mendukung pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

“Partai Golkar harus bersama-sama dengan Bapak Presiden dan Wakil Presiden sebagai partai koalisi yang mendukung pemerintahan. Sampai di mana selesainya? Tergantung Bapak Presiden, karena ini keputusan Munas,” ujar Bahlil.

Advertisement