Keuangan

Produsen Sepatu Kulit AS Teriak: Tarif Trump Picu Kekacauan dan Kenaikan Harga Impor

Advertisement

Produsen sepatu kulit terkemuka di Amerika Serikat (AS), Twisted X, mengungkapkan kesulitan signifikan akibat kebijakan tarif impor yang diberlakukan oleh Presiden Donald Trump. Perusahaan yang dikenal dengan alas kaki bergaya barat ini mengaku menghadapi hambatan dalam mendapatkan bahan kulit hingga barang jadi dari luar negeri.

CEO Twisted X, Prasad Reddy, menjelaskan bahwa pemasok kulit dari berbagai negara menahan pengiriman sebagai respons terhadap kebijakan tarif Trump. Situasi ini tidak hanya menciptakan ketidakpastian, tetapi juga menyebabkan lonjakan biaya impor untuk sepatu dan tas.

Pantau terus artikel terbaru dan terupdate hanya di mureks.co.id!

“Banyak perusahaan kulit lain harus menghentikan pengiriman karena kekacauan dan harga berubah-ubah sebelum Anda dapat memperhitungkannya. Itu adalah masa yang sangat tidak pasti,” kata Reddy, dikutip pada Sabtu (27/12/2025).

Ketergantungan Impor dan Dampak Tarif

Twisted X, seperti sejumlah perusahaan AS lainnya, memproduksi barang di pabrik-pabrik yang berlokasi di luar negeri. Kondisi ini membuat mereka sangat rentan terhadap dampak tarif Trump, yang secara langsung memengaruhi impor stok barang ke AS.

Reddy mengakui bahwa tidak semua produk kulit seperti tas atau sepatu diproduksi di AS. Ketergantungan pada metode produksi di luar negeri ini, menurutnya, pada akhirnya merugikan banyak pihak di industri.

“Ketergantungan yang begitu besar pada banyak metode produksi di luar negeri akhirnya merugikan banyak orang di industri ini pada awalnya ketika mereka tidak tahu persis apa yang akan terjadi. Di Twisted X, kami telah bekerja untuk mengurangi ketergantungan pada China selama beberapa waktu,” ungkap Reddy.

Advertisement

Para ahli industri mengamini bahwa kebijakan ini telah mengakibatkan biaya produksi dan pengiriman menjadi lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya.

Proyeksi Kenaikan Harga dan Defisit Perdagangan

John Ricco, seorang ahli dari pusat penelitian Yale Budget Lab, memproyeksikan bahwa harga barang-barang berbahan kulit akan mengalami kenaikan signifikan, mencapai 22% dalam satu hingga dua tahun ke depan. Kenaikan ini didorong oleh kombinasi inflasi, hambatan rantai pasokan global, dan dampak tarif tinggi dari pemerintahan Trump, terutama yang menargetkan produk dari China, Vietnam, Italia, dan India.

Ricco menjelaskan dua alasan utama mengapa industri kulit sangat terpukul:

  • Tarif tertinggi dikenakan pada negara-negara utama tempat AS mengimpor sebagian besar kulit.
  • AS sangat bergantung pada impor kulit dan produk terkait pakaian dari mitra dagang ini, jauh melebihi produksi domestik.

Data dari Biro Sensus AS menunjukkan bahwa defisit perdagangan kulit AS merupakan salah satu yang terluas di sektor manufaktur. Pada tahun 2023, AS mengimpor pakaian kulit senilai US$1,37 miliar, sementara hanya mengekspor US$92,7 juta. Ini mencerminkan defisit sekitar 15 banding 1. China sendiri diketahui memasok sekitar sepertiga dari seluruh barang kulit yang diekspor ke AS.

Advertisement
Mureks