Bogor, Sabtu 20 Desember 2025 – Kepolisian Resor (Polres) Bogor mengambil langkah inovatif dengan memberdayakan puluhan joki penunjuk jalan yang biasa beroperasi di kawasan Puncak, Bogor, Jawa Barat. Mereka direkrut sebagai sukarelawan untuk membantu mengamankan dan melancarkan arus lalu lintas, khususnya menjelang perayaan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru).
Joki Puncak Dilatih Atur Lalu Lintas dan Penanganan Kecelakaan
Kapolres Bogor AKBP Wikha Ardilestanto menjelaskan bahwa inisiatif ini bertujuan untuk mengatasi masalah kemacetan yang kerap menjadi sorotan nasional di kawasan Puncak setiap akhir tahun.
“Untuk mengubah wajah kemacetan dari kawasan Puncak, terutama yang selalu menjadi ikon nasional dan selalu menjadi perhatian pada setiap pelaksanaan tahun baru, kita sudah melakukan perekrutan para joki dan kita sudah memberikan pelatihan,” ujar AKBP Wikha Ardilestanto pada Jumat (19/12/2025).
Hingga saat ini, sebanyak 60 joki telah direkrut dan menjalani pelatihan komprehensif. Pelatihan tersebut mencakup berbagai aspek penting, mulai dari teknik pengaturan lalu lintas yang efektif hingga penanganan pertama gawat darurat (PPGD) untuk kecelakaan.
“Tadi sekitar 60 orang sudah kita rekrut, sudah kita berikan pelatihan, terdiri dari pelatihan pengaturan lalu lintas, pelatihan PPGD atau pelatihan penanganan pertama gawat darurat, dan pelatihan komitmen antipungli,” tambah Wikha.
Mengubah Ancaman Menjadi Peluang
Wikha berharap, dengan pemberdayaan ini, para joki dapat berkontribusi positif dalam melancarkan arus lalu lintas di Puncak, bukan sebaliknya menimbulkan kemacetan atau masalah lain.
“Jadi kita ubah yang tadinya merupakan ancaman, joki-joki merupakan ancaman, kita ubah menjadi sebuah peluang dan kita berdayakan mereka sebagai sukarelawan pemandu lalu lintas,” tegasnya.
Sebagai bentuk apresiasi dan dukungan, para joki sukarelawan ini akan diberikan insentif. Pemberian insentif ini merupakan hasil kerja sama antara Polres Bogor dengan pihak hotel di kawasan Puncak. Sebanyak 32 hotel telah menyatakan kesiapannya untuk mendukung program ini.
“Mereka siap support terkait untuk pemberian insentif joki dan termasuk pemberian makan untuk para joki yang kita rekrut sebagai relawan lalu lintas,” beber Wikha.
Dukungan dari sektor perhotelan ini didasari oleh kesadaran bahwa kemacetan di Puncak dapat berdampak negatif pada tingkat okupansi hotel. “Karena perhitungan dari hotel-hotel yang ada di kawasan Puncak, apabila kawasan Puncak itu dikenal karena macet, otomatis itu akan berimbas pada okupansi hotel tersebut. Maka dari PHRI dan pihak-pihak hotel yang ada di kawasan Puncak juga sangat support terhadap apa yang dilakukan,” pungkas Wikha Ardilestanto.






