Nasional

Perdagangan Bilateral Tembus US$150,3 Miliar, Kemitraan Hijau Cina-Indonesia Kian Menguat

Indonesia semakin memantapkan posisinya sebagai tujuan utama investasi industri dan energi luar negeri dari Cina. Dengan cadangan nikel terbesar di dunia, tenaga kerja muda yang melimpah, serta kebijakan investasi yang terus membaik, daya tarik Indonesia bagi investor Cina terus meningkat.

Data dari Administrasi Umum Bea Cukai Cina menunjukkan bahwa nilai perdagangan bilateral antara kedua negara telah mencapai US$150,3 miliar dalam 11 bulan pertama tahun 2025. Angka ini secara signifikan telah melampaui total perdagangan sepanjang tahun 2024, menandakan pertumbuhan hubungan ekonomi yang pesat.

Pantau terus artikel terbaru dan terupdate hanya di mureks.co.id!

Strategi Hilirisasi dan Rantai Pasok Kendaraan Listrik

Pemerintah Indonesia memprioritaskan strategi hilirisasi, sebuah pendekatan yang memastikan bahan mentah diproses secara lokal dan tidak diekspor dalam bentuk mentah. Bagi Cina, Indonesia menawarkan sumber mineral kritis yang andal sekaligus basis manufaktur yang strategis untuk berbagai industri.

Rantai pasok kendaraan listrik (EV) menjadi salah satu bidang kerja sama utama yang menonjol. Pada Juni 2025, sebuah konsorsium yang dipimpin oleh anak perusahaan raksasa baterai Cina, CATL, memulai proyek senilai US$6 miliar. Proyek ambisius ini mengintegrasikan seluruh proses, mulai dari penambangan nikel hingga produksi baterai, dengan target mencukupi daya hingga 300.000 unit EV setiap tahunnya.

Setelah beroperasi penuh, proyek tersebut diperkirakan akan menciptakan 8.000 lapangan kerja langsung dan 35.000 lapangan kerja tidak langsung, memberikan dampak signifikan bagi perekonomian lokal. Permintaan pasar EV di Indonesia juga terus meningkat. Penjualan kendaraan listrik murni melonjak 267 persen pada paruh pertama 2025, mencapai 35.749 unit, dengan merek-merek Cina mendominasi mayoritas penjualan ini.

Keunggulan Demografi dan Kebijakan Investasi

Demografi Indonesia menjadi keunggulan lain yang menarik. Dengan usia median di bawah 30 tahun, Indonesia memiliki basis konsumen yang besar dan pasokan tenaga kerja muda yang produktif. Selain itu, pemerintah Indonesia telah berupaya menarik investasi asing dengan secara bertahap menurunkan ambang batas akses pasar dan menyederhanakan prosedur persetujuan dalam beberapa tahun terakhir.

Indonesia juga telah mengamankan kesepakatan perdagangan tarif dengan Amerika Serikat, dengan tarif akhir sebesar 19 persen. Tingkat tarif ini merupakan yang terendah di antara negara-negara Asia Tenggara sejenisnya, menjadikan Indonesia sebagai hub ekspor yang sangat menarik bagi perusahaan global.

Ekspansi ke Sektor Energi Terbarukan

Kerja sama antara Cina dan Indonesia tidak hanya terbatas pada sektor industri, tetapi juga meluas ke energi terbarukan. Meskipun Indonesia masih sangat bergantung pada batu bara, negara ini berencana mencapai emisi nol-bersih pada tahun 2060. Perusahaan-perusahaan Cina turut mendukung tujuan ini melalui berbagai proyek infrastruktur energi hijau.

Proyek panas bumi Lumut Balai Tahap II adalah contoh nyata dari kemitraan ini. Dikembangkan bersama oleh PowerChina dan perusahaan milik negara Indonesia, pembangkit listrik ini telah memulai operasi komersial pada Juli 2025. Proyek ini melayani sekitar 80.000 rumah tangga dan diperkirakan mampu mengurangi emisi karbon dioksida tahunan setara dengan menanam 12 juta pohon.

Total Investasi dan Integrasi Industri

Menurut data pemerintah Indonesia, total investasi Cina di Indonesia dari tahun 2020 hingga paruh pertama 2025 mencapai US$35,3 miliar. Angka ini menunjukkan pertumbuhan rata-rata tahunan sebesar 31 persen. Sebagian besar investasi ini mengalir ke sektor-sektor krusial seperti energi, manufaktur, logistik, dan teknologi digital, yang sangat penting bagi peningkatan industri Indonesia.

Melampaui perdagangan tradisional, hubungan bilateral antara Cina dan Indonesia kini dicirikan oleh integrasi industri yang mendalam. Kemitraan ini menawarkan cetak biru nyata bagi kerja sama antara ekonomi berkembang besar di Global South, menunjukkan potensi kolaborasi yang berkelanjutan dan saling menguntungkan.

Mureks