Tren

Pemkab Blora Dorong Melon Hidroponik Lokal Jadi Bagian Menu Program Makan Bergizi Gratis

Pemerintah Kabupaten Blora, Jawa Tengah, mulai mengintegrasikan melon hidroponik lokal ke dalam rantai pasok Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Langkah ini bertujuan agar hasil panen petani dapat langsung berkontribusi pada Program Makan Bergizi Gratis (MBG), sekaligus mendorong petani pembudidaya naik kelas.

Wakil Bupati Blora Sri Setyorini, yang juga Ketua Satuan Tugas Makan Bergizi Gratis (Satgas MBG) Kabupaten Blora, menyatakan komitmen pemerintah daerah untuk menghubungkan pemasaran buah lokal dengan kebutuhan SPPG. “Nanti pemasarannya bisa kita hubungkan dengan SPPG. Kita dorong buah lokal seperti melon ini menjadi bagian dari Program Makan Bergizi Gratis,” ujar Sri Setyorini di Blora, Minggu (28/12).

Klik mureks.co.id untuk tahu artikel menarik lainnya!

Komitmen tersebut disampaikan setelah Sri Setyorini mengunjungi open greenhouse TnJFarm dan mengikuti panen melon hidroponik bersama warga setempat pada Sabtu (27/12). Dalam kunjungan tersebut, Budhe Rini, sapaan akrab Sri Setyorini, mengapresiasi kualitas melon hidroponik yang dihasilkan petani lokal.

“Kualitasnya sangat bagus. Ini tidak boleh berhenti di sini. Harus terus dikembangkan dan disiapkan untuk memenuhi kebutuhan pangan bergizi masyarakat,” tegasnya. Ia menambahkan, pemanfaatan produk hortikultura lokal tidak hanya berdampak pada pemenuhan gizi anak-anak dan masyarakat, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan petani serta memperkuat ketahanan pangan daerah.

Sosok di balik keberhasilan budidaya melon hidroponik di TnJ Farm adalah petani muda Dzaki Al Rozak. Dzaki menjelaskan bahwa dengan sistem hidroponik, lahan terbatas seluas 15 x 14 meter dapat dimanfaatkan untuk menanam hingga 600 pohon melon dalam satu siklus tanam.

Di lahan miliknya, Dzaki membudidayakan dua varietas unggul, yaitu melon Sweet Lavender dan The Blues. Seluruh proses penanaman dilakukan menggunakan sistem hidroponik di dalam greenhouse, memungkinkan pertumbuhan tanaman terkontrol secara optimal. Waktu panen relatif singkat, sekitar 2,5 hingga 3 bulan setelah tanam, dengan berat rata-rata buah mencapai 1,5 kilogram per buah dan kualitas yang seragam.

Mureks