Seorang pemilik kios kuliner di Kalibata, Jakarta Selatan, tak kuasa menahan tangis melihat tempat usahanya ludes dilalap api. Lapak yang baru saja direnovasi pada September lalu kini rata dengan tanah akibat kericuhan yang dipicu tewasnya ‘mata elang’ akibat pengeroyokan.
Henny Maria, pemilik salah satu kios kuliner, terlihat berkaca-kaca saat meninjau puing-puing lapaknya pada Jumat (12/12/2025). Ia menyatakan tidak ada lagi yang tersisa dari lapak steak miliknya.
“Dibakar, dibakar, dan barang-barang rusak 90 persen,” ujar Henny dengan suara lirih saat ditemui di lokasi kejadian.
Kesedihan Henny semakin mendalam mengingat lapaknya baru saja menjalani renovasi ketiga. Ia mengungkapkan bahwa biaya renovasi tersebut tidak sedikit, bahkan mencapai nilai “tiga digit” (ratusan juta rupiah).
“Lalu renovasi, ini yang ketiga. Yang saya punya ketiga ini, renovasinya habisnya juga nilainya juga 3 digit ya. Dengan ditambah yang bergantung hidup, sekarang nggak tahu kapan dan gimana mulainya lagi, kami nggak tahu,” tuturnya.
Henny mengaku bingung mengapa tempat usahanya menjadi sasaran amuk massa. Padahal, lapak tersebut menjadi sumber mata pencaharian bagi 10 karyawannya.
“Kalau perasaan pasti hancur. Saya sangat syok karena kami menjadi korban dari ketidakadilan, oknum yang kami tidak ketahui apa permasalahannya,” ucapnya.
Ia menambahkan, kerugian yang dialami sangat besar. Tempat usaha yang dibangun dengan susah payah itu menjadi tumpuan nafkah bagi keluarga besar dan para karyawan yang memiliki tanggungan anak kecil.
“Kami menanggung kerugian yang tidak sedikit, di mana tempat ini sudah kami bangun berdarah-darah, dan menjadi naungan nafkah buat keluarga besar, dan juga karyawan yang masih mempunyai bayi, anak kecil, segala macam,” sambung Henny.
Henny berharap ada perhatian dari pemerintah, khususnya Kementerian UMKM, untuk turun tangan membantu para korban. Ia memohon agar pemerintah dapat memberikan solusi atas musibah yang menimpanya.
“Saya cuma berdoa semoga digantikan Allah yang terbaik, dan mungkin dari pihak negara seperti Menteri UMKM dan lain-lain mungkin bisa turut perhatian atas kejadian ini, dan bisa bersimpati atas masalah ini, dan mudah-mudahan bisa segera terselesaikan dari kami. Karena kami juga kalau sudah rata tanah gini, sudah hancur-hancuran, kami tidak tahu harus bagaimana,” harapnya.
Sebelumnya, kericuhan di Kalibata dipicu oleh pengeroyokan terhadap dua ‘mata elang’ yang mengakibatkan satu orang meninggal dunia dan satu lainnya luka berat. Massa yang diduga rekanan korban kemudian menyerang warung dan sepeda motor warga di sekitar lokasi kejadian. Total, 9 kios dan 6 sepeda motor dilaporkan dibakar.
Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Nicolas Ary Lilipaly menjelaskan bahwa massa datang menyerang setelah Magrib dan merusak warung-warung di lokasi kejadian.
“Akibat pengeroyokan itu, yang menimbulkan satu meninggal dunia dan satu luka berat itu, nah, tiba-tiba ada sekelompok massa yang datang setelah Magrib itu, datang langsung merusak, karena dikeroyoknya di TKP di sini,” kata Nicolas kepada wartawan di lokasi kejadian, Kamis (11/12).
“Jadi akhirnya di sini sasaran daripada kelompok massa itu. Mungkin dari kelompok mereka (korban matel) yang datang menyerang, membabi buta, merusak warung yang ada di sini,” lanjutnya.






