Internasional

Pemerintah Targetkan Swasembada Energi: Impor Solar Berhenti 2026, Bensin 2029

Pemerintah Indonesia menargetkan kemandirian energi dengan menghentikan impor bahan bakar minyak (BBM) jenis solar pada tahun 2026 dan bensin pada tahun 2029. Visi swasembada energi ini merupakan prioritas utama dalam masa kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.

Target Penghentian Impor Solar 2026

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan target swasembada solar pada tahun 2026. Realisasi penghentian impor solar ini sangat bergantung pada operasional penuh proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan.

Simak artikel informatif lainnya hanya di mureks.co.id.

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menjelaskan, jika kilang RDMP Balikpapan beroperasi penuh, Indonesia diproyeksikan akan mengalami surplus produksi solar yang signifikan. “Solar nanti tahun 2026 itu, kalau RDMP kita sudah jadi, kita akan surplus kurang lebih sekitar 3 sampai 4 juta (kiloliter). Jadi, agenda kami di 2026 itu tidak ada impor Solar lagi,” ujar Bahlil usai meninjau TBBM Plumpang Jakarta, Selasa (30/12/2025).

Meski demikian, Bahlil menekankan bahwa implementasi kebijakan tersebut masih menunggu kesiapan infrastruktur dan penyesuaian jadwal operasional kilang yang dikelola oleh PT Pertamina (Persero). Kementerian ESDM terus berkoordinasi intensif dengan Pertamina untuk memastikan kesiapan teknis di lapangan.

Bahlil menambahkan, jika operasional penuh kilang baru dimulai pada Maret 2026, ada kemungkinan impor dalam jumlah kecil masih dilakukan pada awal tahun untuk menjaga ketahanan stok nasional. “Tergantung dari Pertamina ya. Kalau katakanlah bulan Maret baru bisa (beroperasi penuh), berarti Januari dan Februari mungkin masih ada sedikit (impor) yang kita eksekusi. Tapi itu perlu saya exercise ya. Kalau memang Januari-Februari tidak perlu impor, ya tidak usah,” jelasnya.

Target Penghentian Impor Bensin 2029

Presiden Prabowo Subianto menargetkan Indonesia tidak lagi mengimpor BBM jenis bensin mulai tahun 2029. Target ini akan dicapai melalui penerapan penggunaan etanol sebagai campuran bensin.

Prabowo menyatakan, swasembada energi nasional akan berdampak positif pada penghematan keuangan negara. Mengingat, impor BBM Indonesia saat ini telah mencapai Rp 520 triliun per tahun. Penghematan tersebut, menurut Prabowo, nantinya dapat dialihkan untuk pembangunan daerah, dengan potensi setiap kabupaten/kota menerima dana anggaran hingga Rp 1 triliun per tahun.

“Mulai tahun depan Menteri ESDM laporan kepada saya kita tidak akan impor Solar lagi dari luar negeri mulai tahun depan. Kita harapkan dalam 4 tahun Kita juga bisa tidak impor bensin dari luar,” kata Prabowo saat memberikan pengarahan kepada Kepala Daerah se Papua dan Komite Eksekutif Percepatan Pembangunan Otonomi Khusus Papua, di Istana Negara, Selasa (16/12/2025).

Selain itu, Prabowo juga mendorong pengembangan tanaman berbasis komoditas kelapa sawit dan tebu di wilayah Papua. Langkah ini bertujuan agar Indonesia dapat mencapai swasembada energi sekaligus swasembada pangan. Papua dinilai memiliki potensi besar untuk pengembangan bahan baku bioenergi yang dapat menghasilkan BBM maupun etanol.

“Kita berharap di daerah Papua pun harus ditanam kelapa sawit supaya bisa menghasilkan juga BBM dari kelapa sawit. Juga tebu menghasilkan etanol, singkong cassava juga untuk menghasilkan etanol sehingga kita rencanakan dalam lima tahun semua daerah bisa berdiri di atas kakinya sendiri,” ucap Prabowo.

Dengan demikian, Indonesia tidak hanya akan mencapai swasembada pangan, tetapi juga mampu mengurangi jumlah triliunan dana subsidi yang digelontorkan setiap tahun. “Kalau kita bisa menanam kelapa sawit, tanam singkong, tanam tebu pakai tenaga surya dan tenaga air, bayangkan berapa ratus triliun kita bisa hemat tiap tahun,” tambahnya.

Mureks