Pasar Ciputat, Tangerang Selatan, yang baru saja direvitalisasi pada tahun 2023, kini menghadapi kenyataan pahit: sepi pembeli. Kondisi ini terlihat jelas pada Senin (8/12/2025), di mana hampir seluruh lapak di area dalam pasar tradisional tersebut tampak lengang, terutama di lantai dua dan tiga yang diperuntukkan bagi pedagang pakaian.
Sebagian besar kios berukuran sekitar 2×2 meter di lantai atas itu tertutup rapat oleh rolling door, tanpa aktivitas pedagang maupun pembeli. Situasi berbeda terjadi di lantai dasar, di mana pedagang sayur, daging, dan kebutuhan harian masih bertahan. Meski begitu, suasana tetap sepi, hanya menyisakan beberapa pedagang yang setia menunggu pelanggan.
Ironisnya, pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di pinggir jalan justru terlihat ramai. Banyak pembeli lebih memilih mendatangi lapak mereka yang mudah dijangkau.
Andri (65), seorang pedagang sayur yang masih bertahan di dalam pasar, mengaku merasakan penurunan pembeli yang signifikan sejak dipindahkan ke lapak baru pasca-revitalisasi. “Sekarang kondisinya agak kurang karena enggak ada orang pembeli,” ujarnya saat ditemui.
Menurut Andri, kendala utama adalah posisi lapak yang tertutup bangunan kios, sehingga tidak terlihat dari jalan raya. “Disangkanya di sini enggak ada pedagang, padahal banyak pedagang. Karena ketutup ruko, orang-orang lewat enggak ngerti kalau sini ada pasar,” jelasnya.
Akibatnya, jam ramai pembeli menjadi sangat terbatas, yakni hanya pada dini hari hingga pagi. “Ramai dari jam 03.00 WIB sampai jam 10.00 WIB. Kalau sudah jam 11.00 WIB sampai sore enggak ada orang,” kata Andri.
Situasi ini sangat kontras dengan masa sebelum revitalisasi. “Dulu saya jualan di depan sana, pinggir jalan. Itu ramai banget, sekarang saya bertahan lewat pelanggan saya,” kenangnya.
Pedagang ayam potong, Sukma (bukan nama sebenarnya), turut merasakan hal serupa. “Yang ramai itu yang dagang dipinggir jalan, kalau kita yang di dalam sini sepi, jam 10.00 WIB udah enggak ada yang beli,” tuturnya.
Sukma menambahkan, banyak pembeli enggan masuk ke bagian dalam pasar dan lebih memilih berbelanja di pinggir jalan. “Orang banyak yang enggak mau masuk, maunya yang dipinggir jalan. Jadi banyak yang enggak ke sini sehingga kios banyak yang tutup,” jelasnya.
Hingga kini, belum ada keterangan resmi dari pihak pengelola Pasar Ciputat maupun pemerintah daerah mengenai penyebab sepinya aktivitas di dalam pasar pasca-revitalisasi. Kompas.com masih berupaya mengonfirmasi lebih lanjut.






