Berita

Operasi Lilin 2025: Kapolri Jenderal Sigit Minta Jajaran Tekan Angka Kecelakaan Lalu Lintas

Advertisement

Kepala Kepolisian RI (Kapolri) Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyatakan jajaran Polri bersama seluruh pemangku kepentingan siap melaksanakan Operasi Lilin 2025. Operasi ini bertujuan untuk mengamankan momen libur panjang Natal 2025 dan Tahun Baru 2026.

Pelaksanaan operasi ini akan melibatkan total 146.701 personel gabungan. Rinciannya, 77.637 personel berasal dari Polri, 13.775 dari TNI, dan 55.289 personel dari berbagai instansi terkait. Stakeholder yang terlibat meliputi Pol PP, Perhubungan, Linmas, Dinkes, Pramuka, Senkom, Pertamina, Ormas, Orari, Basarnas, Jasa Raharja, PLN, ASDP/APDEL, Organda, Angkasa Pura, Pelindo, Damkar, serta seluruh kementerian terkait.

Jenderal Sigit menjelaskan bahwa Operasi Lilin 2025 merupakan operasi kepolisian terpusat yang diselenggarakan bekerja sama dengan seluruh Kementerian/Lembaga dan TNI. Ia menekankan pentingnya sinergi antar-stakeholder di lapangan. “Ini sebenarnya adalah operasi bersama, namun demikian karena banyak terjadi pergerakan sehingga kemudian leading sector -nya adalah dari kepolisian. Namun tetap semuanya memiliki peran masing-masing yang tidak bisa ditinggalkan,” ujar Jenderal Sigit dalam Rapat Koordinasi Lintas Sektoral Bidang Operasional Tahun 2025 di STIK Lemdiklat Polri, Jakarta Selatan, Senin (15/1/2025).

Kapolri menegaskan kesiapan Polri dalam melayani masyarakat selama Operasi Lilin 2025. Berbagai pos pengamanan (pospam) dan pos pelayanan (posyan) akan didirikan di sejumlah titik strategis untuk membantu kelancaran perjalanan masyarakat. Selama operasi berlangsung, Polri akan mengamankan 44.436 titik objek pengamanan, termasuk gereja, pusat perbelanjaan, terminal, stasiun kereta api, pelabuhan, bandara, objek wisata, dan lokasi perayaan.

Untuk memaksimalkan pelayanan, Polri menyiapkan pospam, posyan, dan pos terpadu. Terdapat 763 pos pelayanan yang berfungsi sebagai tempat istirahat sementara bagi para pengendara, terutama di jalur arteri. Pos-pos ini juga dilengkapi dengan layanan kesehatan. “Kemudian yang paling penting adalah ada 333 pos terpadu yang tadi sepintas disampaikan oleh Bapak Menko PMK, ini adalah tempat pusat komando dan kendali operasi yang melibatkan seluruh stakeholder terkait,” tambah Kapolri.

Jajaran Diminta Antisipasi Kecelakaan Lalu Lintas

Lebih lanjut, Kapolri mewanti-wanti jajarannya untuk memberikan perhatian penuh terhadap penanganan kasus kecelakaan lalu lintas (laka lantas). Meskipun angka kematian dan luka ringan serta berat mengalami penurunan pada tahun sebelumnya, jumlahnya masih tergolong tinggi. Kasus luka berat bahkan tercatat mengalami peningkatan.

Advertisement

“Sehingga tentunya kita harus memperhatikan dan selalu melakukan perbaikan serta minimal mengingatkan atau memberikan sosialisasi kepada masyarakat di tempat tempat yang sering terjadi kecelakaan, khususnya apa yang menjadi penyebab kejadian kecelakaan tersebut,” kata Kapolri.

Ia merinci beberapa penyebab umum kecelakaan, seperti gagal menjaga jarak aman akibat kecepatan tinggi, kelalaian karena mengantuk, serta melampaui batas kecepatan yang diatur. “Termasuk jam-jam rawan yang terjadi rata-rata karena gagal menjaga jarak aman karena kecepatannya, kemudian kelalaian terhadap lalu lintas dari depan ini kecenderungannya karena mengantuk dan sebagainya, kemudian melampaui batas kecepatan dari kecepatan yang sudah diatur dan beberapa hal lain yang tentunya harus jadi perhatian kita,” sambungnya.

Kapolri menginstruksikan agar titik-titik rawan kecelakaan diantisipasi dengan sistem sosialisasi dan peringatan dini untuk mencegah terjadinya insiden. “Tolong untuk disosialisasikan dan diberikan tanda-tanda peringatan untuk menekan jumlah laka. Jadi upaya-upaya yang harus kita lakukan tentunya bagaimana dari mulai sosialisasi, edukasi terkait dengan kamseltibcarlantas termasuk pengecekan kesehatan yang biasa kita lakukan mulai dari ramp check sampai dengan pengecekan pengemudi di wilayah-wilayah pemberangkatan baik itu yang ada di terminal-terminal maupun tempat-tempat lain,” ujarnya.

Penambahan rambu-rambu peringatan dan penekanan pentingnya istirahat bagi pengemudi juga menjadi fokus. Hal ini penting untuk menghindari fenomena micro sleep yang dapat berakibat fatal. “Kemudian rambu-rambu tambahan yang tadi kita ingatkan dan sosialisasikan bahwa istirahat menjadi hal yang penting untuk menghindari micro sleep yang tentunya berdampak fatal terhadap terjadinya laka yang mengakibatkan korban jiwa,” tegas Kapolri.

Advertisement