Puasa Rajab merupakan salah satu ibadah sunnah yang dianjurkan bagi umat Islam pada bulan Rajab. Bulan ini dikenal memiliki keutamaan tersendiri, mendorong banyak muslim untuk menghidupkannya dengan berbagai amalan kebaikan, termasuk berpuasa. Namun, statusnya sebagai puasa sunnah menimbulkan pertanyaan umum di kalangan umat Islam, terutama terkait waktu berniat: apakah niat puasa Rajab harus dilakukan pada malam hari atau boleh di pagi hari?
Niat adalah inti dari setiap ibadah, sebuah tekad dalam hati untuk melaksanakan suatu amal semata-mata karena Allah SWT dengan mengharap rida-Nya. Ini juga menjadi bentuk kesungguhan dalam menyempurnakan ibadah.
Simak artikel informatif lainnya hanya di mureks.co.id.
Pentingnya Niat dalam Ibadah
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Umar bin Khaththab RA, Rasulullah SAW bersabda:
إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى دُنْيَا يُصِيبُهَا أَوْ إِلَى امْرَأَةِ يَنْكِحُهَا فَهَجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ.
Artinya: “Sesungguhnya sahnya amal itu bergantung pada niatnya dan setiap orang juga bergantung pada niatnya. Barang siapa yang hijrah berniat karena dunia atau wanita yang hendak dinikahinya, ia akan mendapatkannya. Hijrah seseorang bergantung pada niatnya.” (HR Bukhari dan Muslim)
Muhammad Anis Sumaji dalam bukunya 125 Masalah Puasa menjelaskan bahwa niat termasuk amalan hati, bukan amalan anggota badan seperti perbuatan tangan, kaki, atau lisan. Oleh karena itu, niat tidak harus diucapkan dengan lafaz tertentu, melainkan cukup dihadirkan di dalam hati.
Hukum Niat Puasa Rajab di Pagi Hari
Ustadz Yazid Al-Busthomi dalam buku Cerdas Intelektual dan Spiritual dengan Mukjizat Puasa: Ragam Jenis Puasa Sunnah untuk Kesuksesan Akademikmu, menyebutkan bahwa puasa Rajab termasuk puasa Asyhurul Hurum, yaitu puasa sunnah yang dilaksanakan pada bulan-bulan haram. Waktu paling utama untuk berniat adalah pada malam hari sebelum tidur, atau sebelum sahur.
Namun, berbeda dengan puasa wajib yang mensyaratkan niat pada malam hari, puasa sunnah memiliki kelonggaran dalam waktu niat. Hal ini ditegaskan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim:
دَخَلَ عَلَيَّ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ فَقَالَ هَلْ عِنْدَكُمْ شَيْءٌ فَقُلْنَا لَا قَالَ فَإِنِّي إِذَنْ صَائِمٌ .
Artinya: “Suatu hari, Rasulullah masuk rumah kami dan beliau bertanya, “Apa kalian memiliki makanan?” Kami menjawab, “Tidak ada.” Rasulullah pun bersabda, “Kalau begitu aku akan berpuasa.” (HR Muslim)
Hadits tersebut menjadi dasar bahwa niat puasa sunnah, termasuk puasa Rajab, boleh dilakukan pada siang atau pagi hari. Syaratnya, orang yang hendak berpuasa belum melakukan hal-hal yang membatalkan puasa sejak terbit fajar. Dengan demikian, niat puasa Rajab tetap sah meskipun dilakukan setelah pagi hari, tidak disyaratkan harus pada malam hari seperti puasa wajib.
Bacaan Niat Puasa Rajab
Meskipun hakikat niat berada di dalam hati, para ulama juga menyediakan lafaz niat untuk memudahkan umat Islam dalam menghadirkan kesungguhan ibadah. Berikut adalah lafaz niat puasa Rajab yang dikutip dari buku Kedahsyatan Puasa karya M. Syukron Maksum:
نَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرٍ رَجَتْ سُنَّةً اللَّهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma syahri Rajaba sunnatan lillāhi ta’ālā.
Artinya: “Saya niat puasa bulan Rajab, sunnah karena Allah ta’ala.”
Bagi yang mengamalkan puasa Ayyamul Bidh di bulan Rajab, dapat membaca niat berikut:
نَوَيْتُ صَوْمَ أَيَّامِ البَيْضِ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ayyaamil biidhi sunnatan lillaahi ta’aalaa.
Artinya: “Saya niat puasa Ayyamul Bidh sunnah karena Allah Ta’ala.”
Tata Cara Puasa Rajab
Mengacu pada buku Dahsyatnya Puasa Sunah karya H. Amirulloh Syarbini dan Hj. Lis Nur’aeni Afgani, tata cara pelaksanaan puasa Rajab serupa dengan puasa sunnah lainnya. Berikut tahapan yang dianjurkan:
- Berniat Puasa
Niat puasa Rajab dihadirkan di dalam hati sebelum waktu subuh. Namun, jika belum sempat berniat pada malam hari, niat masih diperbolehkan hingga sebelum waktu zuhur, dengan catatan belum melakukan hal-hal yang membatalkan puasa, seperti makan dan minum. - Melaksanakan Sahur
Sahur sebelum terbit fajar sangat dianjurkan karena mengandung keberkahan dan membantu menjaga kekuatan tubuh selama berpuasa. - Menahan Diri dari Hal yang Membatalkan Puasa
Sejak terbit fajar hingga terbenam matahari, wajib menahan diri dari segala hal yang membatalkan puasa, seperti makan, minum, dan perbuatan lain yang membatalkan. - Memperbanyak Amalan Ibadah
Selama puasa Rajab, umat Islam dianjurkan meningkatkan kualitas ibadah, seperti membaca Al-Qur’an, berzikir, berdoa, serta memperbanyak sedekah dan amal kebaikan lainnya. - Menyegerakan Berbuka Puasa
Ketika waktu magrib tiba, disunnahkan untuk segera berbuka puasa, diawali dengan air putih atau makanan ringan sebelum hidangan utama. Setelah membatalkan puasa dengan basmalah, dianjurkan membaca doa berbuka puasa.
Keutamaan Puasa di Bulan Rajab dan Penelusuran Hadits
Dalam buku Nasihat Langit Penenteram Jiwa karya Syaikh Ash-Shafuri, disebutkan berbagai keutamaan puasa Rajab. Riwayat-riwayat tersebut mengaitkan puasa di bulan Rajab dengan janji perlindungan dari siksa neraka, ampunan dosa, serta dikabulkannya hajat dunia dan akhirat. Keutamaan ini juga mencakup pertolongan di berbagai fase kehidupan, mulai dari sakaratul maut, alam kubur, hingga hari perhitungan amal.
Beberapa riwayat yang sering dikutip antara lain:
- Rasulullah SAW bersabda, “Keutamaan bulan Rajab, di antara bulan-bulan yang lain, itu seperti keutamaan al-Qur’an di antara perkataan selainnya.”
- Rasulullah juga bersabda, “Barang siapa yang berpuasa satu hari di bulan Rajab, maka seakan-akan dia berpuasa 40 tahun.”
- Dalam riwayat lain, beliau bersabda, “Barang siapa berpuasa sepuluh hari di bulan Rajab, Allah akan membuatkan dua sayap yang diselempangkan dengan mutiara dan yakut. Dia akan terbang menggunakan dua sayap itu seperti kilat yang bersinar di atas jembatan.”
- Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud, orang yang berpuasa tiga hari di bulan Rajab disertai menghidupkan malamnya dengan ibadah, akan memperoleh pahala yang disetarakan dengan ibadah selama tiga ribu tahun.
Namun, penting untuk dicatat, berdasarkan penelusuran detikHikmah, riwayat-riwayat tentang keutamaan puasa Rajab secara khusus dinilai lemah bahkan palsu. Adapun puasa yang bisa dijalankan pada bulan Rajab menurut riwayat shahih adalah puasa Ayyamul Bidh, puasa Senin-Kamis, dan puasa Daud.






