Berita

Mudik Nataru, DPR Minta Antisipasi Cuaca Ekstrem & Evaluasi Transportasi Umum

Advertisement

Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi memprediksi puncak perjalanan libur Natal dan tahun baru (Nataru) 2025/2026 akan terjadi pada 24 Desember 2025, dengan arus balik pada 2 Januari 2026. Menyikapi prediksi ini, Wakil Ketua Komisi V DPR RI Syaiful Huda mendesak pemerintah, khususnya Kementerian Perhubungan, untuk lebih detail dalam menyiapkan strategi mudik.

Huda menekankan pentingnya antisipasi terhadap potensi cuaca ekstrem yang dapat memicu bencana hidrometeorologis seperti banjir bandang, tanah longsor, hingga puting beliung. “Kami mendesak kepada pemerintah khususnya Kementerian Perhubungan untuk lebih detail dalam menyiapkan strategi mudik pada masa Natal dan tahun baru ini. Cuaca ekstrem menjadi tantagan tersendiri karena sewaktu-waktu bisa memicu bencana hidrometerologis mulai dari banjir bandang, tanah longsor, hingga puting beliung,” ujar Huda kepada wartawan, Selasa (9/12/2025).

Ia menambahkan, situasi cuaca ekstrem harus diantisipasi agar tidak menjadi kendala dalam proses mudik Nataru, baik melalui moda transportasi darat, laut, maupun udara. Selain itu, Huda mengingatkan perlunya antisipasi kemacetan di jalur prioritas seperti rute tol Cipali, Semarang-Solo, hingga Ngawi-Surabaya. Rekayasa lalu lintas seperti one way, contra flow, hingga ganjil-genap dinilai perlu diterapkan.

Huda juga menyoroti perkembangan infrastruktur jalan tol yang semakin tersambung, termasuk jaringan tol Trans Jawa hingga Banyuwangi dan jaringan tol Sumatera. Hal ini perlu menjadi pertimbangan dalam penetapan strategi mudik.

Kesiapan Transportasi Umum Dipertanyakan

Prediksi Kementerian Perhubungan menyebutkan bahwa mobil pribadi akan menjadi moda transportasi terbanyak yang dipilih masyarakat untuk perjalanan libur Nataru, dengan total 51,12 juta orang. Bagi Syaiful Huda, tingginya preferensi terhadap kendaraan pribadi ini dapat mencerminkan ketidakmampuan pemerintah dalam menyiapkan moda transportasi umum yang nyaman, aman, dan terjangkau.

Advertisement

“Kami menilai penggunaan kendaraan pribadi sebagai moda transportasi utama bagi pemudik Natal dan Tahun Baru bisa jadi cerminan ketidakmampuan pemerintah dalam menyiapkan moda transportasi umum yang nyaman, aman, dan terjangkau bagi masyarakat. Sudah menjadi rahasia umum jika setiap terjadi mobilitas besar di masyarakat pemerintah selalu keteteran dalam menyiapkan moda transportasi umum yang nyaman, aman, dan terjangkau bagi masyarakat,” tambah Huda.

Persoalan klasik yang sering terjadi saat mudik, menurutnya, meliputi ketidakseimbangan antara permintaan dan ketersediaan moda transportasi umum di rute-rute kunci, serta belum terintegrasinya jaringan antar moda yang menjangkau rute akhir pemudik. Ketidakpastian jadwal, informasi, dan kanal penjualan tiket, serta banyaknya pelanggaran kru moda transportasi umum yang mengabaikan keselamatan demi setoran, juga menjadi faktor masyarakat lebih memilih kendaraan pribadi.

Prediksi Puncak Libur Nataru

Sebelumnya, Kementerian Perhubungan memprediksi puncak jam keberangkatan pada 24 Desember 2025, dengan mayoritas masyarakat berangkat antara pukul 07.00 hingga 09.59. Pola serupa diprediksi terjadi pada arus balik. “Sehingga kecenderungan pemilihan jam keberangkatan dan kepulangan akan menjadi dasar pengaturan operasional terminal, stasiun, bandara, pelabuhan, dan jam-jam puncak,” ujar Dudy.

Moda transportasi terbanyak yang dipilih masyarakat adalah mobil pribadi (51,12 juta orang atau 42,78%), diikuti sepeda motor, bus, mobil sewa, travel, serta moda udara dan kereta api. “Preferensi masyarakat terhadap kendaraan pribadi, menunjukkan perlunya manajemen lalin yang intensif, khususnya pada ruas tol dan akses pada simpul transportasi,” tutup Dudy.

Advertisement