Tim Trauma Healing Polda Riau mengakhiri misi kemanusiaan di Palembayan, Kabupaten Agam, pada Jumat (12/12/2025) pagi. Momen perpisahan dengan anak-anak yang telah mereka dampingi diwarnai isak tangis dan keharuan mendalam.
Perpisahan Penuh Air Mata
Setelah 14 hari menjalankan Operasi Aman Nusa II, 290 personel Polda Riau, termasuk Tim Trauma Healing, bersiap kembali ke Pekanbaru. Meski singkat, kehadiran tim ini meninggalkan kesan mendalam bagi anak-anak Palembayan yang berhasil mereka bangkitkan dari trauma bencana.
Suasana haru menyelimuti saat anak-anak tak kuasa menahan tangis, seolah enggan berpisah dengan sosok-sosok yang telah mengembalikan tawa mereka. Bripda Cantika, salah satu anggota tim, berusaha menenangkan anak-anak dengan pelukan hangat dan pesan semangat. “Jangan nangis, semangat belajarnya ya. Nanti kita ketemu, kita VC ya kita video call,” ujarnya sambil memeluk erat seorang anak bernama Acil. “Kakak sayang sama Acil, udah nggak usah nangis ya,” tambahnya.
Kembalikan Keceriaan Anak-anak
Selama bertugas, Tim Trauma Healing menghadirkan berbagai kegiatan untuk mengembalikan keceriaan anak-anak. Permainan seperti ular naga, mencari kelompok, ular tangga, lomba bergoyang, serta kuis berhadiah, disertai pembagian makanan ringan dan susu, menjadi sarana efektif untuk membantu mereka melupakan kesedihan.
Kedekatan tim dengan anak-anak terlihat dari antusiasme mereka yang sering mengunjungi Posko Bencana Polda Riau untuk menonton film bersama. Interaksi ini membantu anak-anak kembali bersemangat menjalani kehidupan.
Manfaat Dirasakan Warga
Kehadiran Tim Trauma Healing Polda Riau mendapat apresiasi tinggi dari warga. Laila Safitri, warga Jorong Koto Alam, Nagari Salareh Aia Timur, Palembayan, mengungkapkan rasa terima kasihnya atas upaya pemulihan psikis yang diberikan.
“Terima kasih untuk pemulihan dan untuk mengembalikan semangat anak-anak dan kami bisa melanjutkan kehidupan kami seperti biasa. Karena trauma yang meninggalkan kesan bagi kami. Sehingga kala hari hujan kami merasa takut,” tutur Laila dengan berlinang air mata. Ia menambahkan bahwa kampungnya akan terasa sepi setelah kepergian personel Polda Riau.
“Kami merasa sekarang kalau kepergian bapak ibu, kampung kami terasa sepi, karena kami tinggal kami saja lagi,” imbuhnya.






