Kapolsek Cileungsi Kompol Edison kembali menunjukkan kepiawaiannya dalam membongkar kasus kriminal dengan metode penyamaran. Sedikitnya dua kali Edison menyamar demi meringkus pelaku kejahatan, termasuk perampokan sadis terhadap pasangan lansia dan pengoplosan gas elpiji.
Bongkar Perampokan Sadis dengan Penyamaran Pembeli Domba
Aksi penyamaran terbaru Kompol Edison terjadi saat membongkar kasus perampokan sadis yang menimpa pasangan suami istri lanjut usia (lansia). Peristiwa ini terjadi pada dini hari 7 September 2025 di Kampung Kubang, Desa Jatisari, Cileungsi, Kabupaten Bogor. Para pelaku tidak hanya merampok, tetapi juga menganiaya korban secara keji.
“Para pelaku berhasil membawa kabur satu unit mobil Toyota Avanza, satu unit sepeda motor Honda Vario, dokumen BPKB, dan uang tunai senilai Rp 79 juta,” kata Kompol Edison pada Kamis (18/12/2025). Total kerugian korban diperkirakan mencapai lebih dari Rp 100 juta.
Setelah penyelidikan panjang selama tiga bulan, tim Polsek Cileungsi mendeteksi salah satu tersangka, Emed alias Aki, berada di Cianjur dan berprofesi sebagai peternak domba. Kompol Edison bersama anggotanya kemudian menyusun strategi penangkapan dengan menyamar.
Edison mengenakan sarung, baju koko, dan peci, berpura-pura menjadi pembeli domba. Ia didampingi sejumlah anggota kepolisian lainnya. Mereka menyusuri jalanan di Cianjur hingga tiba di peternakan Aki, sempat melihat-lihat domba dan berbincang.
Aki akhirnya diringkus langsung oleh Edison bersama rekannya di jalanan, tepatnya di depan mobil pikap yang digunakan untuk penyamaran. Tersangka lain, Kumis, telah lebih dulu ditangkap oleh Polres Batang. Polisi masih memburu dua pelaku lain yang diduga masih buron.
Edison sempat menginterogasi pelaku dan menunjukkan kegeramannya atas tindakan keji yang dilakukan. “Tidak hanya menggasak harta, tetapi juga menyiksa korban dengan sangat keji. Korban dilaporkan diikat, mulut dilakban, hingga dianiaya secara fisik,” tegas Kompol Edison.
Penyamaran Kurir dan Petugas Listrik Ungkap Pengoplosan Gas
Sebelumnya, pada April 2025, Kompol Edison juga menggunakan metode penyamaran untuk membongkar kasus pengoplosan gas tabung elpiji. Saat itu, ia menyamar menjadi kurir hingga petugas kelistrikan demi menangkap para pelaku.
“Jadi kenapa kalau kita masuk ke situ harus menyamar, karena kalau kita tidak nyamar, mereka pasti tahu, sehingga kita sulit melakukan tangkap tangan. Makanya, beberapa kali saya nyamar jadi kurir, jadi petugas PLN, sehingga ada yang tertangkap,” jelas Edison.
Lokasi pengoplosan gas elpiji tersebut berada di Desa Cileungsi Kidul, Cileungsi, Kabupaten Bogor. Sebanyak 152 tabung gas berhasil diamankan, meskipun para pelaku sempat melarikan diri. Penyamaran ini krusial karena pengoplosan gas melibatkan banyak pihak dan adanya tim pengintai.
“Jadi ketika orang baru masuk ke situ, mereka sudah curiga, sudah melihat. Kenapa? Karena hampir satu kampung di situ semua main (mengoplos gas),” imbuhnya.
Edison menggambarkan lokasi penggerebekan tersebut seperti ‘kampung narkoba’, di mana warga saling bekerja sama untuk mengawasi dan melindungi pelaku. “Jadi kalau datang begitu saja (berseragam) mereka sudah tahu tuh. Saling kontak via handphone, pesan berantai, sehingga ketika masuk ke titik lokasi yang kita target itu sudah tidak ada orang (pelaku). Paling hanya (amankan) kendaraan, tabung, alat suntik, seperti itu sulitnya seperti begitu,” bebernya.
“Jadi gini, itu kampung itu sudah seperti macam ‘kampung narkoba’, jadi semua rata-rata bermain di situ. Jadi kayak UMKM, penduduk sekitar ada yang buat es batu, nanti dijual ke situ. Karena kan pakai es batu ketika prosesnya (pengoplosan gas) itu,” tambah Edison.
Kompol Edison mengungkapkan, sedikitnya sudah tiga kali ia berhasil mengungkap kasus pengoplosan gas elpiji di Desa Cileungsi Kidul dan Desa Dayeuh, Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor.






