Berita

Menteri Koperasi Apresiasi Koperasi Tukangkayu Kembangkan Gula dan Kopi Banyuwangi

Advertisement

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM) Republik Indonesia, Ferry Juliantono, meluncurkan Koperasi Kelurahan Merah Putih (KKMP) Tukangkayu di Banyuwangi, Jawa Timur, pada Selasa (9/12/2025). Dalam kunjungan kerjanya, Ferry meninjau langsung gerai sembako milik koperasi tersebut dan turut membeli produk lokal sebagai bentuk dukungan nyata terhadap inisiatif ekonomi warga.

Ferry mengapresiasi upaya KKMP Tukangkayu dalam mengembangkan produk-produk unggulan daerah. “Saya mengapresiasi Koperasi Kelurahan Merah Putih Tukangkayu yang sudah memiliki produk lokal yang dijual seperti gula dan kopi,” ujar Ferry dalam keterangan resminya.

Ia menegaskan bahwa integrasi Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KDKMP) ke dalam aplikasi Jaga Desa menjadi kunci utama dalam membangun koperasi yang modern dan akuntabel. Aplikasi ini dirancang untuk mengelola berbagai unit usaha, mulai dari gerai sembako, apotek, klinik, gudang, hingga lembaga keuangan mikro, dengan menerapkan standar ritel modern agar manfaat ekonomi benar-benar kembali kepada masyarakat.

Lebih lanjut, Ferry menjelaskan bahwa fitur Koperasi Desa telah ditambahkan dalam aplikasi Jaga Desa. “Dengan demikian, ketika urusan bangunan fisik dan SDM selesai, digitalisasi dan operasional sudah siap, maka proses mitigasi risiko dan pengawasan bisa berjalan. Itu yang nantinya membuat operasionalisasi Kopdes bisa berjalan dengan baik,” tegasnya.

Menkop UKM memastikan bahwa seluruh unit usaha Koperasi Desa (Kopdes) akan dikelola secara profesional. “Kopdes akan dikelola secara modern, baik itu gerai sembako, apotek dan klinik desa, gudang, lembaga keuangan mikro, hingga sarana transportasi,” paparnya.

Ferry meyakini bahwa dengan akses permodalan dan badan usaha yang memadai, serta arena bisnis yang adil, potensi masyarakat desa dan kelurahan di Banyuwangi dapat berkompetisi secara sehat. “Ini menjadi bukti, ketika masyarakat diberi akses permodalan, dibuatkan badan usahanya, dengan arena bisnis yang adil, maka potensi masyarakat desa dan kelurahan di Banyuwangi bisa berkompetisi secara sehat dengan pelaku usaha yang lain,” jelasnya.

Advertisement

Keberadaan Kopdes Merah Putih diharapkan dapat turut membantu keberlangsungan warung-warung, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), pasar tradisional, serta usaha lainnya. Hal ini dimungkinkan karena Kopdes dapat memperoleh harga khusus melalui kerja sama dengan berbagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Ferry mencontohkan, Kopdes akan menjual gas elpiji 3 kilogram dengan harga setara agen dalam jumlah yang memadai, serta menyediakan pupuk bersubsidi dan minyak goreng subsidi. “Maka, saya ingin mendorong para pelaku UMKM di Banyuwangi untuk membangun industri kecil yang nanti hasil produksinya akan dijual di gerai-gerai sembako Kopdeskel,” ajaknya.

Ia juga mendorong pelaku UMKM untuk mengembangkan produk lokal melalui konsep kemandirian. “Kita produksi sendiri, dibiayai sendiri, jual sendiri. Ini yang kita maksud dengan kedaulatan ekonomi. Bukan barang dari impor, tapi ini produk hasil sendiri,” tegasnya.

Menkop UKM menekankan pentingnya Kopdes Merah Putih untuk menyesuaikan diri dengan potensi unik yang dimiliki setiap desa, seperti kuliner dan kerajinan. “Yang pasti, nantinya, gerai sembako milik Kopdes akan dikelola secara modern. Misalnya, tokonya terang, dingin, bersih, dengan produk yang dijual banyak macamnya. Upayakan, barang-barang yang dijual disini adalah hasil UMKM di Banyuwangi,” pungkas Ferry.

Advertisement