Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat, yang akrab disapa Rerie, mendorong percepatan pembangunan kultur riset dan inovasi yang lebih produktif, kondusif, dan berorientasi hasil. Upaya ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing bangsa secara signifikan.
Manfaat Riset Belum Sepenuhnya Dirasakan
“Beragam penelitian dilakukan berbagai lembaga selama ini, tetapi manfaatnya belum sepenuhnya dirasakan masyarakat luas. Upaya pengembangan riset yang berdampak luas bagi kemajuan bangsa sangat dibutuhkan untuk menjawab tantangan di masa depan,” kata Rerie dalam keterangannya, Jumat (12/12/2025).
Posisi Indonesia dalam Global Innovation Index
Global Innovation Index 2024 menempatkan posisi Indonesia naik dari peringkat 87 pada tahun 2021 menjadi peringkat 54 dari 133 negara. Di antara negara berpendapatan menengah atas, Indonesia berada di posisi ke-8. Namun, laporan yang sama juga menegaskan adanya jurang pemisah yang besar.
Indonesia dinilai kuat dalam innovation inputs, seperti pendanaan, pendidikan, dan infrastruktur. Akan tetapi, Indonesia masih lemah dalam innovation outputs, yang mencakup paten, komersialisasi, dan produk inovatif.
Perlunya Tindak Lanjut dan Perbaikan Tata Kelola
Menanggapi catatan tersebut, Rerie menekankan pentingnya segera dilakukan langkah nyata untuk mempersempit jurang antara temuan ilmiah dan pemanfaatan hasil temuan tersebut. Ia mendorong perbaikan tata kelola di sektor riset nasional agar potensi yang ada dapat segera memberi kontribusi positif pada proses pembangunan.
Lebih lanjut, Rerie berpendapat bahwa sejumlah regulasi yang dinilai menghambat perkembangan dan pemanfaatan hasil riset harus segera direvisi. Ia berharap, regulasi hasil revisi kelak mampu mendorong peningkatan produktivitas riset nasional, sekaligus memperluas pemanfaatan hasil riset yang ada.
Dengan riset yang produktif dan bermanfaat bagi masyarakat luas, Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu berharap Indonesia dapat ikut mengakselerasi peningkatan daya saing bangsa di masa depan.






