Berita

Lahan Bekas Tambang Cilegon Disulap Jadi Pertanian Terpadu dan Hutan Tanaman Energi

CILEGON, BANTEN – Lahan bekas tambang pasir di Cilegon, Banten, kini mulai dihidupkan kembali dengan berbagai kegiatan pertanian hortikultura dan pengembangan Hutan Tanaman Energi (HTE). Langkah ini diambil untuk mencegah lahan tersebut terbengkalai dan berpotensi menimbulkan bahaya.

Pertanian Terpadu dengan Pemanfaatan Limbah

Lahan eks tambang tersebut kini dimanfaatkan sebagai area pertanian terpadu. Berbagai jenis sayuran seperti pokcoy, kacang tanah, dan cabai ditanam di lahan ini. Menariknya, pertanian ini menggunakan pupuk yang berasal dari sisa pembakaran batu bara atau fly ash bottom ash (FABA) dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya.

Simak artikel informatif lainnya hanya di mureks.co.id.

General Manager PT PLN Indonesia Power UBP Suralaya, Burlian Prasetyo, menyatakan bahwa saat ini 70 persen lahan telah dimanfaatkan secara optimal. “Saat ini, 70 persen lahan telah dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan pertanian, mulai budi daya tanaman, pemanfaatan limbah FABA sebagai media tanam, serta pengembangan ekosistem tanaman keras,” ujar Burlian Prasetyo, Selasa (16/12/2025).

Pengembangan Hutan Tanaman Energi dan Peternakan Ikan

Selain sektor pertanian, lahan eks tambang ini juga dikembangkan untuk peternakan ikan dan Hutan Tanaman Energi (HTE). Tanaman HTE nantinya akan digunakan sebagai campuran batu bara untuk mengurangi emisi.

Burlian merinci berbagai jenis tanaman dan alokasi yang telah dilakukan. “Ada banyak, 10 ribu bibit lele, 10 bedeng tanaman hortikultura seperti pokcoy, kacang tanah, jagung, cabai, sawi, timun, gamal, tomat, bawang merah. Juga paving block berbahan FABA, ada juga 500 pohon HTE telah dialokasikan sebagai bagian dari program pengembangan lingkungan berkelanjutan. Penggunaan FABA sebagai media tanam sekaligus menunjukkan inovasi pemanfaatan limbah agar memiliki nilai guna,” jelasnya.

Konsep Ekonomi Sirkular dalam Pengelolaan Sampah

Program revitalisasi lahan eks tambang ini juga mengintegrasikan konsep pengelolaan sampah organik sebagai bagian dari pertanian berkelanjutan. Sampah makanan diolah menjadi pupuk organik padat, sementara lindi dari olahan bahan bakar jumputan padat (BBJP) dikembangkan menjadi pupuk organik cair.

“Pemanfaatan kedua bahan organik ini memperkuat konsep ekonomi sirkular, di mana limbah menjadi sumber daya bernilai. PLN Indonesia Power Suralaya dalam merevitalisasi lahan pasca tambang telah menarik banyak pihak untuk datang dan belajar. Hal ini menjadikan program PETERPAN sebagai wadah pembelajaran bagi masyarakat maupun pihak-pihak terkait,” tutup Burlian.

Mureks