Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak mengungkapkan bahwa pembangunan jembatan di daerah terdampak bencana Sumatera hingga saat ini masih mengandalkan upaya swadaya. Maruli mengaku belum memahami sistem keuangan yang seharusnya digunakan untuk proyek pembangunan tersebut.
Pernyataan tersebut disampaikan Maruli dalam rapat koordinasi penanganan pascabencana bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan pemerintah di Aceh, Selasa (30/12/2025). “Bahwa sampai dengan saat ini kami belum mengerti sistem keuangannya, Pak. Kita swadaya semua ini,” kata Maruli.
Simak artikel informatif lainnya hanya di mureks.co.id.
Rapat koordinasi ini dipimpin oleh Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad, Cucun Syamsurijal, dan Saan Mustopa. Turut hadir dalam pertemuan tersebut sejumlah menteri, antara lain Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo, Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi, Menteri Sosial Saifullah Yusuf, dan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa. Direktur Utama Telkomsel dan PLN juga hadir dalam rakor yang membahas pemulihan pascabencana Sumatera.
Maruli menjelaskan, TNI Angkatan Darat telah berhasil membangun 22 jembatan bailey di berbagai daerah terdampak. Selain itu, 39 jembatan armco juga telah dibangun oleh TNI di wilayah Aceh. Kementerian Pekerjaan Umum turut berkontribusi dengan menyediakan 14 jembatan bailey.
Namun, Maruli memperkirakan kemampuan pembangunan jembatan secara swadaya ini hanya akan bertahan hingga pertengahan Januari 2026. “Ya, sementara mungkin sampai pertengahan bulan depan kita masih kuat, Pak. Setelah itu ya sudah korek-korek, Pak. Ya mungkin kami keterbatasan pengetahuan prosedur mungkin Pak sebetulnya,” beber Maruli.
Ia menambahkan, selama ini mekanisme yang berjalan lebih sederhana. “Kita dulu ini cuma dikasih uang kerja, Pak. Ini juga dengan PU, Pak, cuma PU ini kerjakan, ini makannya, itu aja Pak. Jadi anak-anak dikasih makan aja. Itu kalau buat tentara sudah bagus sekali Pak, nggak ada yang komplain. Sudah bagus Pak,” sambung Jenderal TNI Maruli Simanjuntak.
