Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, Ansory Siregar, mendesak pemerintah untuk segera mempercepat pemulihan sarana pendidikan yang terdampak banjir bandang di Kabupaten Pidie Jaya, Aceh. Ia menekankan bahwa pemulihan fasilitas pendidikan harus menjadi prioritas utama.
Prioritas Layanan Pendidikan
“Kami hadir untuk memastikan bahwa layanan pendidikan di madrasah bisa kembali berjalan. (Bantuan) ini memang belum seberapa, tetapi mudah-mudahan bisa memulihkan kembali sekolah yang sudah hancur,” ujar Ansory dalam keterangannya, Jumat (12/12/2025).
Pernyataan tersebut disampaikan Ansory setelah meninjau langsung lokasi terdampak banjir di Pidie Jaya pada Kamis (11/12). Dalam kunjungan tersebut, Komisi VIII DPR RI menyalurkan bantuan senilai Rp1,5 miliar untuk madrasah negeri dan Rp750 juta untuk madrasah swasta yang terdampak. Bantuan juga mencakup perlengkapan pendukung seperti kursi dan sarana belajar lainnya yang rusak akibat banjir.
Ansory berharap pemerintah daerah dapat terus berkoordinasi dengan kementerian terkait untuk memenuhi kebutuhan lanjutan. “Nanti mungkin Pak Bupati, kalau ada kekurangan-kekurangan, bisa lagi dihubungi dengan Kementerian Agama RI,” katanya.
Apresiasi dan Kebutuhan Mendesak
Bupati Pidie Jaya, Sibral Malasyi, menyampaikan apresiasi atas perhatian Komisi VIII dan Kementerian Agama. Ia menilai kunjungan langsung ke lokasi bencana merupakan bentuk kepedulian nyata terhadap masyarakat yang terdampak banjir bandang dan lumpur.
“Kami mengucapkan terima kasih banyak kepada Komisi VIII, Wakil Ketua DPR RI yang Alhamdulillah hari ini hadir di Pidie Jaya untuk melihat kondisi musibah banjir ini. Kehadiran beliau bisa mengurangi beban yang kami alami,” ujar Sibral.
Sibral menambahkan bahwa bantuan tersebut diharapkan menjadi langkah awal pemulihan kegiatan belajar-mengajar di daerah terdampak. “Semoga anak-anak kita dalam mengikuti belajar di sekolah akan kembali pulih seperti sediakala,” tuturnya.
Lebih lanjut, Bupati menjelaskan bahwa pemerintah daerah sedang berupaya membersihkan jalur utama untuk mempermudah distribusi bantuan. Namun, ia menekankan masih banyak kebutuhan mendesak yang harus segera dipenuhi.
“Kami membutuhkan dump truck besar untuk melakukan evakuasi lumpur-lumpur yang ada di jalan, perumahan, dan tempat umum lainnya,” jelasnya.
Selain itu, ketersediaan air bersih menjadi perhatian utama. “Masyarakat saat ini tidak ada lagi air bersih yang bisa mereka gunakan untuk minum,” katanya.
Dari sisi kesehatan, sejumlah warga dilaporkan mengalami gangguan seperti sesak napas, gatal-gatal, dan diare akibat paparan lumpur dan rendaman banjir. “Ini yang sangat perlu diperhatikan oleh pemerintah, khususnya Kementerian Kesehatan,” tegas Bupati.






