Internasional

Kementerian ESDM Targetkan Implementasi Biodiesel B50 pada Semester II 2026 Setelah Uji Jalan Rampung

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menargetkan program mandatori campuran Bahan Bakar Nabati (BBN) biodiesel berbasis minyak sawit sebesar 50% (B50) pada Bahan Bakar Minyak (BBM) Solar dapat direalisasikan pada Semester II 2026. Target ini ditetapkan seiring dengan tahap pengujian yang sedang berlangsung.

Bahlil menjelaskan bahwa proses uji jalan atau road test untuk B50 membutuhkan waktu sekitar enam hingga tujuh bulan. Pengujian ini krusial untuk memastikan respons mesin terhadap implementasi B50.

Simak artikel informatif lainnya hanya di mureks.co.id.

“Karena start-nya baru 2 minggu lalu, ini masih berproses. Karena itu biasanya tunggu 2-3 bulan baru kita lihat efek respons daripada mesin terhadap implementasi B50. Makanya, dibutuhkan waktu 6 bulan untuk bisa kita melakukan penyesuaian,” kata Bahlil di Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (24/12/2025).

Ia menambahkan, jika hasil uji coba menunjukkan keberhasilan, maka implementasi B50 akan dilakukan paling cepat pada paruh kedua tahun depan. “Dengan time scheduling seperti itu, maka dapat dipastikan, andaikan B50 kita implementasikan katakanlah sukses dalam tes, maka itu kemungkinan besar dilakukan pada semester kedua (2026), paling cepat,” ujarnya.

Sebelumnya, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung telah mengungkapkan bahwa pemerintah tengah mempersiapkan rencana penerapan B50. Langkah ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap energi fosil.

“Jadi, kita mengharapkan B50 tahun 2026 itu bisa diimplementasikan. Ya berarti kalau B50, ketergantungan kita terhadap energi fosil itu kan bisa dikurangi,” ujar Yuliot di Jakarta, Selasa (23/9/2025).

Yuliot juga menekankan bahwa penerapan B50 akan memberikan dampak positif terhadap pengembangan energi bersih dan lingkungan. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk mencapai target net zero emission.

“Justru ini menjadi lebih baik ke depan. Ini bagian kita juga untuk pencapaian net zero emission,” katanya.

Saat ini, pemerintah masih melakukan asesmen untuk memastikan ketersediaan Fatty Acid Methyl Ester (FAME) sebagai bahan baku biodiesel. Kebutuhan FAME diproyeksikan sekitar 17 juta kiloliter (kl) untuk penerapan B45, dan akan meningkat menjadi sekitar 19 juta kl untuk B50.

“Jadi, dari assessment ini ya kita melakukan. Ini pemetaan itu apakah itu bisa, tapi kita dorong implementasinya adalah B50 untuk tahun 2026,” pungkas Yuliot.

Mureks