Kementerian Kebudayaan (Kemenbud) RI melalui Unit Pelaksana Teknis Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah III Sumatera Barat telah menyalurkan bantuan kemanusiaan ke sejumlah wilayah yang terdampak banjir dan longsor di Provinsi Sumatera Barat. Langkah ini merupakan kelanjutan dari bantuan serupa yang sebelumnya telah diberikan kepada warga terdampak bencana di Aceh.
Bantuan Kemanusiaan untuk Warga Terdampak
Bantuan yang diberikan Kemenbud bertujuan untuk mendukung percepatan penanganan pascabencana dan meringankan beban warga yang terdampak musibah. Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah III Sumatera Barat, Nurmatias, secara langsung menyerahkan bantuan dalam dua tahap ke beberapa wilayah di Sumatera Barat. Bantuan tersebut meliputi kebutuhan pokok, peralatan kebersihan, perlengkapan medis dasar, dan dukungan logistik lainnya.
“Kami menyampaikan rasa kepedulian dan keprihatinan yang mendalam atas musibah banjir bandang atau galodo yang menimpa masyarakat di beberapa Kabupaten/Kota di Sumatera Barat,” ujar Nurmatias dalam keterangan tertulisnya pada Jumat (12/12/2025). Bantuan disalurkan melalui Posko Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumatera Barat dan ditujukan untuk Kabupaten Agam, Kabupaten Padang Pariaman, serta Kabupaten Pesisir Selatan. Selain itu, penyaluran bantuan juga dilakukan langsung oleh Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah III ke Kota Padang, Kabupaten Solok, dan Kabupaten Tanah Datar.
Nurmatias juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah berkolaborasi dalam penyaluran bantuan ini. “Kami berharap bantuan ini dapat membantu meringankan beban saudara-saudari kita yang sedang menghadapi situasi sulit dan membantu mempercepat proses pemulihan serta memberikan kekuatan dan harapan bagi para korban. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berkolaborasi dalam penyaluran bantuan ini. Semoga upaya bersama ini dapat menjadi wujud nyata dari kebersamaan dan kepedulian sosial di tengah bencana yang terjadi, mari bersama kita pulihkan Sumatera,” ungkapnya.
Identifikasi Kerusakan Cagar Budaya
Selain berdampak pada masyarakat, banjir dan longsor di Sumatera Barat juga menimbulkan kerusakan pada sejumlah cagar budaya. Kemenbud melalui Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah III Sumatera Barat tengah melakukan identifikasi awal terhadap kerusakan tersebut. Beberapa cagar budaya yang dilaporkan terdampak meliputi makam, surau/masjid, serta jalur kereta api bergigi yang merupakan bagian dari Warisan Budaya Dunia, yaitu Warisan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto.
Tim dari Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah III telah melakukan peninjauan lapangan untuk mendata kerusakan. Berdasarkan observasi, dua titik lokasi longsor menyebabkan jalur rel kereta api bergigi putus. Selain itu, satu titik pondasi jembatan di atas Sungai Batang Anai, Kabupaten Tanah Datar, juga terdampak.
Upaya pemulihan tahap awal terhadap cagar budaya yang terdampak telah dilakukan oleh para juru pelihara. “Upaya pemulihan terhadap makam, surau atau masjid yang terdampak banjir, sudah dilakukan pembersihan material lumpur oleh juru pelihara di daerah tersebut. Sedangkan untuk Rel Kereta Api, kita akan melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah dan instansi terkait yaitu Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Padang, Dirjen Perkeretaapian atau Kementerian PUPR perihal langkah-langkah penanganan yang akan diambil, agar dilakukan secara tepat dan hati-hati,” jelas Nurmatias.
Langkah penanganan tahap awal ini diharapkan dapat memastikan keselamatan cagar budaya serta menjaga keberlanjutan nilai warisan budaya yang terkandung di dalamnya.






