Berita

Kemenbud Luncurkan Buku Sejarah Indonesia 11 Jilid, Perkaya Wawasan Kebangsaan

Advertisement

Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia (Kemenbud) menggelar acara soft launching buku Sejarah Indonesia: Dinamika Kebangsaan dalam Arus Global pada Minggu (14/12/2025). Peluncuran ini bertepatan dengan peringatan Hari Sejarah yang baru saja ditetapkan, menjadi momentum penting untuk memperkuat kesadaran sejarah nasional dan merawat memori kolektif bangsa.

Respons Aspirasi Sejarawan

Penyusunan buku ini merupakan jawaban pemerintah atas aspirasi para sejarawan yang menilai perlunya pengayaan penulisan sejarah Indonesia yang komprehensif. Kemenbud berperan sebagai fasilitator, sementara substansi dan metodologi penulisan sepenuhnya ditentukan secara independen oleh tim penulis dan editor. Langkah ini diambil untuk menjamin otonomi akademik dan objektivitas narasi sejarah.

Menteri Kebudayaan (Menbud), Fadli Zon, menyatakan bahwa buku ini bertujuan memperkaya wawasan masyarakat tentang perjalanan bangsa Indonesia hingga masa mutakhir. “Dalam kurun waktu dua dekade, telah lahir banyak penelitian sejarah dan arkeologi dengan temuan-temuan baru yang penting untuk dikonstruksikan kembali dalam narasi sejarah bangsa,” ujar Fadli Zon dalam keterangannya, Minggu (14/12/2025).

Kolaborasi 123 Penulis dan Editor

Buku yang terdiri dari sepuluh jilid utama, satu jilid faktaneka, dan indeks ini merupakan hasil kolaborasi masif selama satu tahun penuh. Sebanyak 123 orang yang terdiri atas penulis, editor jilid, dan editor umum dari 34 perguruan tinggi dan 11 lembaga non-perguruan tinggi terlibat dalam penyusunan 7.958 halaman dalam 11 jilid tersebut. Buku ini dirancang bukan sekadar sebagai teks konvensional, melainkan sebagai narasi dinamika historis bangsa Indonesia.

Dalam konstruksi narasinya, buku ini menempatkan Indonesia sebagai subjek utama sejarah. Akar peradaban bangsa ditelusuri sejak ribuan tahun lalu melalui dinamika geososio-historis, termasuk temuan manusia purba, persebaran budaya, serta transformasi masyarakat Nusantara melalui perjumpaan dengan peradaban India, Tiongkok, Timur Tengah, hingga Barat. Pendekatan ini menegaskan autonomy historis, bahwa arah sejarah Indonesia ditentukan oleh kekuatan internal bangsa.

Proses Penyusunan Ketat dan Terukur

Direktur Jenderal Pelindungan Kebudayaan dan Tradisi, Restu Gunawan, menjelaskan bahwa proses penyusunan buku ini melalui tahapan panjang, ketat, dan terukur dari Januari hingga November 2025. Proses ini melibatkan editor umum seperti Prof. Dr. Susanto Zuhdi, M.Hum., Prof. Dr. Singgih Tri Sulistyono, M.Hum., dan Prof. Dr. Jajat Burhanuddin, M.A., beserta editor jilid, penulis, dan editor bahasa, serta melalui diskusi publik.

Advertisement

“Kami memastikan setiap tahap penulisan berjalan sesuai kaidah akademik, mulai dari sinkronisasi metodologi, penyuntingan substansi, diskusi publik, hingga penyelarasan bibliografi. Ini adalah komitmen kami terhadap akurasi, kualitas, dan keterbukaan,” ujar Restu.

Penetapan Hari Sejarah

Bersamaan dengan peluncuran buku, Kemenbud juga mendorong peningkatan kesadaran sejarah dengan penetapan Hari Sejarah melalui Keputusan Menteri Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 206/M/2025. Keputusan ini ditandatangani oleh Fadli Zon pada 8 Desember 2025 di Jakarta. Tanggal 14 Desember dipilih merujuk pada pelaksanaan Seminar Sejarah Indonesia pertama yang berlangsung pada 14-18 Desember 1957 di Yogyakarta, sebuah tonggak penting dalam historiografi Indonesia.

Fadli Zon menegaskan makna simbolik dan substantif dari penetapan Hari Sejarah dan peluncuran buku ini. “Soft launching buku ini pada 14 Desember bukan hanya perayaan intelektual, tetapi juga penegasan bahwa negara memiliki tanggungjawab untuk merawat ingatan kolektif bangsa. Sejarah adalah fondasi, jika kehilangan sejarah berarti kehilangan arah kebangsaan,” tegasnya.

Buku ini diharapkan menjadi sumber penting dalam membangun kesadaran tentang asal-usul bangsa, kesinambungan dan perubahan sejarah, identitas dan jati diri nasional, hingga kesadaran kritis dan tanggung jawab terhadap masa depan bangsa. Kemenbud menegaskan komitmennya untuk terus mendukung penelitian, penulisan, dan publikasi sejarah yang ilmiah, inklusif, dan relevan bagi generasi masa kini dan mendatang.

Acara ini dihadiri oleh para sejarawan, akademisi, penulis dan editor buku sejarah, perwakilan perguruan tinggi, komunitas pemerhati sejarah dan budaya, Ketua Komisi X DPR RI Hetifah, serta unsur kementerian dan lembaga terkait.

Advertisement