Berita

Kemenag: Natal 2025 Panggilan Aksi Kemanusiaan, Keluarga Fondasi Utama Bangsa

Advertisement

Kementerian Agama (Kemenag) menegaskan perayaan Natal 2025 tidak hanya dimaknai sebagai ibadah dan perayaan semata, melainkan juga sebagai panggilan nyata untuk menghadirkan kasih dalam kehidupan. Pesan ini semakin relevan di tengah berbagai persoalan sosial dan kemanusiaan yang terus berkembang.

Pada perayaan Natal tahun ini, Kemenag mengusung tema ‘Allah hadir untuk menyelamatkan keluarga’. Tema tersebut dipilih untuk mempertegas peran sentral keluarga sebagai ruang pertama tumbuhnya nilai-nilai kasih, iman, dan harapan, terutama dalam menghadapi berbagai tantangan kontemporer.

Dapatkan berita menarik lainnya di mureks.co.id.

Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik Kementerian Agama, Suparman, menjelaskan bahwa pemilihan tema ini didasari oleh posisi keluarga sebagai fondasi utama dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. “Sebagaimana kita ketahui sahabat religi, keluarga itu adalah tulang punggung dari masyarakat. Adalah juga tulang punggung dari negara. Jadi tema ini diambil karena keluarga itu adalah tulang punggung,” ujar Suparman pada Jumat (26/12/2025).

Ia menambahkan, Natal membawa harapan bagi semua keluarga, terlepas dari kondisi yang sedang dihadapi. Kisah kelahiran Yesus dalam keluarga sederhana menjadi simbol kuat bahwa kasih Tuhan senantiasa hadir, bahkan di tengah keterbatasan dan penderitaan. “Jadi Natal itu adalah harapan bagi keluarga-keluarga di mana pun berada dan apa pun kondisinya. Bahwa ada harapan bahwa Tuhan itu bersama-sama dengan keluarga untuk melalui semua persoalan-persoalan yang sekarang ini terjadi,” imbuhnya.

Advertisement

Suparman lebih lanjut menekankan bahwa iman tidak boleh berhenti pada relasi personal dengan Tuhan. Ibadah dan doa harus tercermin dalam sikap serta tindakan nyata kepada sesama manusia dan lingkungan sekitar. “Jadi artinya ibadah personal itu harus punya efek ke ibadah sosial. Jadi ternyata Tuhan itu tidak melihat dari seberapa banyak kita berdoa kepada Tuhan. Tapi seberapa banyak kita melakukan aksi-aksi humanis kepada masyarakat kita, kepada lingkungan kita, itu yang ditunggu,” tegas Suparman.

Selain itu, ia juga mengingatkan pentingnya kepedulian terhadap lingkungan sebagai bagian tak terpisahkan dari tanggung jawab iman. Kerusakan alam dan bencana yang terjadi menjadi peringatan agar manusia tidak memperlakukan lingkungan secara semena-mena, melainkan merawatnya sebagai ciptaan Tuhan.

Mengakhiri pesannya, Suparman mengajak seluruh umat untuk senantiasa memelihara harapan, menjaga kerukunan, dan tidak mudah terpengaruh oleh informasi yang berpotensi memecah belah. “Sebagaimana disebutkan Tuhan bersama kita, Immanuel. Jadi bekerjalah dengan giat, sekolahlah dengan rajin, disertai dengan doa,” pungkasnya.

Advertisement
Mureks